HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Strategi Pembelajaran
1.
Pengertian Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan
geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture
(David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana
yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis
perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Berikut pengertian strategi secara
umum dan secara khusus:
1.
Secara
umum
Strategi adalah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.
2.
Secara
khusus
Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang
dilakukan.
2.
Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan
perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu
yang dipelajari. Sedangkan mengajar sendiri
memiliki pengertian :
ð Upaya guru
untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa)
belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
ð Menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
ð Suatu usaha
untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah
laku. (Gagne)
Dan Pembelajaran yang
diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
(KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan kepercayaanan
dan sikap pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. (Wikipedia.com).
Berikut pengertian pembelajaran,
menurut:
§ Menurut
Gagne dan Briggs, pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal
§ Menurut
Slamet PH (2003) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan upaya sistematis dari
lembaga tertentu untuk membawa peserta didik menguasai kompetensi tertentu.
§ Pembelajaran
adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahwa pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan mnat dan kemampuan. (Darsono Max, 2000:24)
Maka dapat disimpulkan bahwa;
Pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
B.
Komponen Strategi Pembelajaran
Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang
harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang
telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen
strategi pembelajaran, yakni:
1. Kegiatan
pembelajaran pendahuluan.
2. Penyampaian
informasi.
3. Partisipasi
siswa
4. Tes, dan
5. Kegiatan lanjutan
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and
Briggs, komponen dalam strategi pembelajaran adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan.
9) Menyimpulkan.
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran
yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi :
1. Komponen
pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran
dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat
mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a)
Sub komponen
pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai
tujuan untuk memberikan motivasi kepada
siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa
mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan
siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis
pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b)
Sub komponen
penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan
baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini.
Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan
memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
c)
Sub komponen
penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap
penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Komponen
kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat
memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat
untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya,
untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode
pembelajaran mana yang akan digunakan dan
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode
ceramah
g) Metode pembelajaran terprogram
b) Metode demonstrasi h) Metode discovery
c) Metode simulasi i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi j) Metode praktikum
e) Metode studi mandiri k) Metode bermain peran
f) Metode studi kasus
b) Metode demonstrasi h) Metode discovery
c) Metode simulasi i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi j) Metode praktikum
e) Metode studi mandiri k) Metode bermain peran
f) Metode studi kasus
3. Komponen ketiga yaitu media yang
digunakan.
Media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat
berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan
dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4. Komponen keempat adalah waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu alokasi waktu
yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan
pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen
kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar
(lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi:
ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau
alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan
sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal
agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
C.
Tujuan Strategi Pembelajaran
Setiap penggunaan strategi
pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Strategi prediction guide merupakan strategi
pembelajaran yang tepat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan memprediksi materi
yang memiliki tujuan dalam penggunaannya dalam pembelajaran, diantaranya yaitu :
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Strategi prediction guide merupakan strategi
pembelajaran yang tepat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan memprediksi materi
yang memiliki tujuan dalam penggunaannya dalam pembelajaran, diantaranya yaitu :
a. Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif
Strategi pembelajaran aktif berbeda
dengan strategi pembelajaran kognitif dan strategi pembelajaran psikomotorik
(keerampilan). Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur, oleh
karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Nilai adalah
suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak
dalam dunia empiris. Ketika berbicara mengenai materi pelajaran tentang nilai
atau bisa dikatakan materi yang mengajarkan aspek afektif, disinilah letak
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran prediction guide. Karena
pembelajaran menggunakan strategi ini tidak hanya menuntun kemampuan kognitif
siswa, akan tetapi lebih mengutamakan aspek afektif. Siswa disini secara tidak
langsung belajar akan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar dan belajar
menentukan sikap yang terbaik ketika menghadapi suatu persoalan. Dengan
pengoptimalan aspek afektif akan membantu membentuk siswa yang cerdas sekaligus
memiliki sikap positif dan secara motorik terampil. Ini yang diharapkan dapat
dihasilkan dari penggunaan strategi pembelajaran prediction guide.
b. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
Sering terjadi selama ini proses
pembelajaran yang berlangsung banyak diarahkan kepada proses mendengarkan dan
menghafalkan informasi yang disajikan
oleh guru, siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa hanya
memperoleh kemampuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya proses pembelajaran itu menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Ketika siswa dalam keadaan pasif menerima pelajaran, maka tidak menutup kemungkinan dia akan mudah melupakan informasi yang disampaikan oleh guru. Berbeda halnya ketika siswa ikut
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dia akan mencari sendiri pengertian dan
membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka. Sehingga pengetahuan
baru yang disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan dalam kehidupan sehari hari.
oleh guru, siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa hanya
memperoleh kemampuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya proses pembelajaran itu menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Ketika siswa dalam keadaan pasif menerima pelajaran, maka tidak menutup kemungkinan dia akan mudah melupakan informasi yang disampaikan oleh guru. Berbeda halnya ketika siswa ikut
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dia akan mencari sendiri pengertian dan
membentuk pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka. Sehingga pengetahuan
baru yang disampaikan oleh guru dapat diinterpretasikan dalam kehidupan sehari hari.
Ada beberapa bentuk keaktifan yang dilakukan oleh
siswa yaitu:
1. Visual
activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, dan sebagainya
percobaan, dan sebagainya
2. Oral
activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan sebagainya
mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan sebagainya
3. Listening
activities, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, pidato,
ceramah dan lain sebagainya.
ceramah dan lain sebagainya.
4. Writing
activities, seperti, menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin
dan sebagainya.
dan sebagainya.
5. Drawing
activities, seperti, menulis, membuat grafik, peta, dan lain sebagainya.
6. . Motor
activities, seperti, melakukan percobaan membuat konstruksi, model mereparasi,
berkebun dan lain sebagainya.
7. Metal
activities, seperti, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa,
mengambil keputusan, dan sebagainya.
mengambil keputusan, dan sebagainya.
Emotional
activities, seperti menaruh minat gembira, berani, tenang, gugup dan
lain sebagainya.
Mengikut sertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran juga merupakan salah satu
tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan strategi prediction guide.
lain sebagainya.
Mengikut sertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran juga merupakan salah satu
tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan strategi prediction guide.
(sumber:
Akhmad Sudrajablogspot.ac.id,2008,online)
D.
Jenis – jenis Strategi Pembelajaran
Vibiznews – Sales & Marketing) –
Strategi pricing kadang menjadi suatu hal yang agak terlupakan dalam marketing
mix. Padahal, strategi pricing mempunyai peranan yang sangat besar dalam laba
perusahaan dan sudah seharusnya memperoleh pertimbangan yang sama layaknya
dengan strategi promosi dan iklan. Harga yang tinggi atau rendah dapat mengubah
volume penjualan dan gross margin secara dramatis.
Faktor-faktor lain juga menentukan
strategi pricing. Antara lain five forces yaitu pesaing, pemain baru. supplier,
produk substitusi dan pelanggan. Positioning juga menentukan strategi pricing Anda.
Jika Anda memberi harga barang premium terlalu murah, maka pelanggan tidak akan
percaya bahwa Anda memiliki kualitas yang cukup baik. Bwgitu pula jika Anda
menetapkan harga terlalu tinggi, maka pelanggan bisa jadi akan beralih ke
pesaing.
Beberapa jenis – jenis strategi pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung adalah istilah
yang sering digunakan untuk teknik pembelajaran Ekspositoris , atau teknik
penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan istilah “chalk and talk
”). Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat
dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan
baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement)
siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan
bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
2) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang
biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi
akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran Cooperative
Learning mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning
siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan
keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok
harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian
akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah
kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan
kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh
terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson,
mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran
cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif
dalam memberikan dorongan atau motivasi. Slavin, Abrani, dan Chambers
(1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari
beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif
dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok
akan saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap indivindu pada
dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap
anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling
membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan
sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota
kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan
Perspektif perkembangan kognitif
artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat
mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan
menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.
3) Strategi Pembelajaran Problem Solving
Mengajar memecahkan masalah berbeda
dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran.
Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu
persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika. Sedangkan strategi
pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar memahami
dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah. Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan
masalah itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai
isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah adalah
sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai suatu
alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa ciri strategi
pembelajaran dengan pemecahan masalah:
Pertama , siswa bekerja secara
individual atau bekerja dalam kelompok kecil;
Kedua , pembelajaran ditekankan kepada materi
pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai
persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya;
Ketiga , siswa mnggunakan banyak
pendekatan dalam belajar;
Kempat , hasil dari pemecahan maslah adalah tukar
pendapat (sharing ) di antara semua siswa.
4) Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana
digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk menghafal saja.
Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah
tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori yang sudah ada
di pikiran dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan
sederhana. Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan
strategi mengulang kompleks. Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan
pinggir, dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima merupakan
bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut tentunya perlu diajarkan ke
siswa agar terbiasa dengan cara demikian.
5) Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses
penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan
strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan
kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di
otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan
dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada. Beberapa
bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R.
Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi
yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses
mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua
informasi itu. Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan yang
dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya
otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi.
P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang
mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas dengan cepat),
Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review
atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara
menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti
efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.
6) Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku
belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur
pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang
ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil. Strategi tersebut juga
berperan sebagai pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan
informasi yang lebih besar. Bentuk strategi organisasi adalah Outlining, yakni
membuat garis besar. Siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide
dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan
konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics
membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu
strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu dengan membentuk
asosiasi yang secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi
menjadi memori kerja. Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan
kata berkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar