KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, syukur
Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufiq,
hidayah, dan ma’una Nya kepada kami sehingga dengan bekal kemampuan yang ada
pada kami, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pemahaman
Tentang Pengertian Pembelajaran Matematika
ini.
Makalah
ini kami suguhkan kepada semua pembaca yang ingin mengetahui sekitar Pemahaman Tentang Pengertian Pembelajaran Matematika.
Paling tidak makalah ini akan menjadi ilmu baru bagi para pembaca. Walaupun
makalah ini belum sempurna tapi kami akan berusaha memperbaikinya pada makalah
yang akan datang. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin Kepada Allah kami bermohon semoga tetaplah tercurahkan ‘inayat-Nya dan
memberikan taufiq-Nya kepada kami dan para pembaca.
Bandar Lampung, April 2013
penulis
BAB
I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Matematika
Media pembelajaran
merupakan sarana untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana yang
dimaksud dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Sarana
pembelajaran yang berupa perangkat keras diantaranya adalah model-model bangun
ruang, persegi dan kubus satuan, penggaris, jangka, timbangan, dan kartu
bilangan. Adapun contoh sarana yang dikategorikan sebagai perangkat lunak
adalah Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar tugas, petunjuk permainan matematika,
dan program-program komputer.
Media pembelajaran
dapat berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan pembelajaran karena
dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, sehingga dapat mendorong
motivasi belajar siswa. Media pembelajaran juga dapat memperjelas dan
mempermudah penyampaian konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau
retensi daya belajar siswa. Sangat banyak media dan alat peraga yang digunakan
untuk memantapkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari siswa.
Pengertian pembelajaran menurut para ahli diartikan sebagai berikut :
1.
Achjar Chalil
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2.
Munif Chatib
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
3.
Rahil Mahyuddin
Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek
Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek
4.
Knowles
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan para ahli mengemukakan pengertian matematika
antara lain :
1.
HW Fowler (dalam Amin Suyitno, 1985:736) mendefinisikan bahwa “mathematics is the abstract science of space
and number”.
(Matematika
adalah ilmu abstrak ruang dan nomor)
2.
Marshal Walkter (1955:115) menyatakan bahwa “mathematics may be defined as the study of abstract and their
interrelations”.
(Matematika dapat didefinisikan sebagai study
tentang abstrak dan keterkaitan mereka)
3.
Menurut The American Educator Encyclopedia (1955) disebutkan bahwa
“mathematics : an inclusive term for a
number of branches of learning that deal with magnitudes, number, quantities
and their relationships”.
(Matematika : istilah inklusif untuk sejumlah cabang
belajar kesepakatan bahwa dengan besaran, bilangan, jumlah dan hubungan mereka).
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang. Dari konkret- semi konkret-abstrak abstrak
sederhana-kompleks.
2.
Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. Konsep baru
dikembangkan dengan mengaitkan konsep yang telah dipahami siswa dan konsep baru
meruakan perluasan konsep sebelumnya.
3. Pembelajaran
matematika mengunakan pola deduktif. Artinya dari umum ke khusus.
Tetapi untuk jenjang SD menggunakan pola induktif yaitu dari khusus ke
umum.
4. Pembelajaran matematika
menganut kebenaran konstitusi.. Artinya pemyataan dianggap benar jika
didasarkan pada pernyataan yang sebeumnya dianggap benar.
Setelah guru mengetahui pembelajaran
matematika, guru akan lebih jelas peranan alat peraga dalam mengkonkretkan
sesuatu yang abstrak untuk memperjelas penyajian. Tidak kalah pentingnya seorang
guru mengetahui materi pelajaran matematika berkesinambungan dari kelas ke kelas
lain di atasnya sehingga siswa yang belum menguasai fakta di kelas bawah sangat
menjadi kendala dikelas berikutnya.
B. Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika
Dalam
proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting.
Pemahaman konsep matematika
merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan
matematika maupun permasalahan sehari-hari.
Menurut
Schoenfeld (1992) berpikir secara matematik berarti :
1.
mengembangkan
suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi, dan
memiliki kesenangan untuk menerapkannya,
2.
mengembangkan
kompetensi, dan menggunakannya dalam pemahaman matematik. Implikasinya adalah
bagaimana seharusnya guru merancang pembelajaran dengan baik, pembelajaran
dengan karakteristik yang mampu membantu siswa membangun pemahamannya secara
bermakna.
Siswa dikatakan memahami
konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi
contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik
antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu
sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik
dalam konteks di luar matematika. Sedangkan
siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur (sejumlah
langkah-langkah dari kegiatan yang dilakukan) yang didalamnya termasuk aturan
algoritma atau proses menghitung yang benar.
C. Strategi
dan Metode Pembelajaran
1.
Strategi Pembelajaran
Kozma dalam
Gafurn(1989), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Dick and Carry (1990)
menjelaskan bahwa strategi pembelajran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahap kegiatan belajar yang atau digunakan guru
dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan belajar tertentu.
Walter Dick dalam Dick
dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi
pembelajaran, yaitu :
a.
Kegiatan
pembelajaran pendahuluan
b.
Penyampaian
informasi
c.
Partisipasi
peserta didik
d.
Tes
e.
Kegiatan
lanjutan atau follow up
Strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi palajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya di akhir kegiatan
belajar.
2.
Jenis-jenis metode pembelajaran
Metode adalah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam praktek
pembelajran terdapat beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya, adapun
metode-metode tersebut adalah :
a.
Metode
eksperimen, metode ini mengedepankan aktivitas percobaan, sehinggga siswa
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
b.
Metode
tugas / resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar
c.
Metode
diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa
pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
d.
Metode
dmonstrasi, metode ini mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa
suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari dengan disertai
penjelasan lisan
e.
Metode
problem solving, metode ini mengedepankan metode berfikir untuk menyelesaikan
masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan
f.
Metode
tanya jawab, metode ini menggunakan sejumlh pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa
g.
Metode
latihan, metode ini dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu
h.
Metode
ceramah, metode ini merupakan metode tradisional karena sejak lama metode ini
digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki
fungsinya yang penting untuk membangun komunikasi anatar pengajar dan
pembelajar.
D. Pendekatan Pembelajaran Matematika
1. Pendekatan
Kontekstual
Model pembelajaran
kontekstual adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning – CTL). Johnson (dalam Nurhadi,2003)
mengemukakan “ada tujuh atribut yang mencirikan koncep CTL, yaitu
meaningfulness, application of knowledge, higher order thinking, standards
based curricula, cultures focused, active engagement, and authentic
assessment”.
Ada tujuh komponen yang
mendasari pelaksanaan pembelajaran kontekstual
antara lain :
a.
Konstruktivisme
(Constructivism)
Pembelajaran yang berciri
pada kontruktivisme menekankan pada pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan
pengalaman yang bermakna. Ada beberapa prinsip yang dipegang oleh guru dalam pembelajaran
yaitu :
1.
Proses
pembelajaran lebih utama daripada hasil pembelajaran
2.
Informasi
bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada
informasi verbalistis
3.
Siswa
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan ide, serta
strategi sendiri dalam belajar.
4.
Pengetahuan
siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri.
5.
Pemahaman
siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabla diuji dengan
pengelaman baru.
6.
Pengalaman
siswa bisa dibangun secara asimilasi maupun akomodasi.
b.
Menemukan
(Inquiry)
Kegiatan ini diawali dengan
pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kefiatan-kegiatan bermakna
untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian,
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat
seperangkat fakta, melainkan hasil menemukan sendiri brdasarkan fakta yang
dihadapinya. Prinsip-prinsip yang perlu dipegang guru untuk menerapkan komponen
inkuiri dalam belajar antara lain :
1.
Pengetahuan
dan ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
2.
Informasi
yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila didikuti dengan bukti-bukti atau
data yang ditemukan sendiri oleh siswa
3.
Langkah-langkah
inkuiri adalah merumuskan masalah, membuat dugaan, mengamati atau melakukan
observasi, menganalisis dan menyajikan hasil
dalam tulisan, mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pada pihak lain.
c.
Bertanya
(Questioning)
Belajar dalam CTL
dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui
sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui
perkembangan kemampuan berfikir siswa. Hal ini dapat direalisasikan melalui
bertanya. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru terkait komponen
bertanya adalah sebagai berikut :
1.
Penggalian
informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya
2.
Konfirmasi
terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab
3.
Penambahan
atau pemanyapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi
4.
Bertanya
kepada siswa bisa mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir mereka
d.
Masyarakat
Belajar (Learning Community)
Dalam proses pembelajatan,
siswa sering memperoleh melalui kerjasama sharing
ideas dengan siswa lain. Dalam CTL, kondisi ini dioptimalkan melalui
diskusi kelompok yang anggotanya heterogen, dengan jumlah yang bnervariasi. Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru dengan masyarakat belajar, yaitu
:
1.
Pada
dasaenya hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan pihak lain.
2.
Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi
dan saling menerima informasi.
3.
Sharing terjadi apabila
ada komunikasi dua atau multiarah.
4.
masyarakat
belajar terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat sadra bahwa
penegetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang
lain.
5.
Anggota
dalam masyarakat belajar pada dasartnya menjadi sumber belajar
e.
Pemodelan
(Modelling)
Komponen CTL ini
mengisyaratkan bahwa siswa dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan
tertentu dari model yang bisa mereka tiru model yang dimaksud dapat berupa
peragaan tentang cara menoperasikan sesuatu, memperagakan hasil kartya,
peragaan tentang cara membuat atau mengkonstruksikan sesuatu. Prinsip – prinsip
komponen pemodelan yang perlu diperhatikan gur dalam pembelajaran adalah :
1.
Pengetshusn
dsn ketrsmpilsn diperoleh dengsn mantap apabila ada model yang bisa ditiru.
2.
Model
bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh hasil karysa, atau model
penampilan.
f.
Refleksi
(Reflection)
reflejsi
adalah proses perenungan kembali terhadap pengetahuan yang baru dipelajari.
Dengan memikirkan apa saja yang baru dipelajari, menelaah dan merespon semua
kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajran, siswa akan
menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan revisi terhadap
engetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Prisp- prinsip yang diperhatikan
guru terkait dengan komponen refleksi adalah :
1.
Perenungan
atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh merupakan pengayaan atas
penegetahuan sebelumnya.
2.
Perenungan
merupakan respon atas kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru
diperoleh.
3.
Perenungan
bisa berupa panyampaian penilaian atas pengetahuan yang baru diterima, membuat
catatan singkat, atau diskusi dengan teman sejawat
g.
Penilaian
otentik (Authentic Assessment)
Penilaian otentik adalah
proses pengumpilan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi
menyeluruh tentang perkembangan belajar siswa. Penilaian otentik diarahkan pada
proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul
sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Pr,nsp- prinsip yang perlu
diperhatiakan guru ketika menerapkan komponen penerapan otentik dalam
pembelajaran adalah :
1.
Penialaian
otentik difokuskan untuk mengetahui perkembangan belajar siwa.
2.
Penilaian
dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilaian proses dan hasil.
3.
Guru
menjadi penilai konstruktif yang dapat merefleksikan siswa dalam belajar.
4.
Penilaian
otentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat melakukan penilaian diri
(self-assesment) dan penilaian sesama
(peer assesement ).
2.
Pendekatan Belajar Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Model pembelajaran
berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan
pemecahan masalah authentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan-nya
sendiri, menumbuhkan serta mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan
inkuari, memandirikan siswa, dan meningkat- kan kepercayaan diri sendiri
(Arends dalam Asikin, 2003 : 10). Problem
Based Learning memiliki banyak variasi, diantaranya terdapat tiga bentuk
belajar berbasis masalah :
a.
Permasalahan
sebagai pemandu : masalah menjadi acuan konkrit yang harus menjadi perhatian
pembelajaran.
b.
Permasalahan
sebagai kesatuan dan alat evaluasi : masalah disajikan setelah tugas-tugas dan
penjelasan diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pelajar untuk
menerapkan pengetahuannya dalam memecahkan masalah.
c.
Permasalahan
sebagai fasilitas proses belajar : masalah dijadikan alat untuk melatih
pembelajar bernalar dan berpikir kritis.
Pendekatan
berbasis masalah adalah pendekatan untuk membentuk struktur kurikulum yang
melibatkan pelajar yang menghadapi masalah, dengan latihan yang memberikan
stimulus untuk belajar. Pendekatan ini juga suatu pengajaran yang menantang
pelajar untuk “learn to learn” , bekerja
sama dalam sebuah group untuk mencari solusi dari masalah-masalah.
3.
Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning)
Pendekatan
belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui
cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Active learning dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki peserta didik,
sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.Guru berperan aktif sebagai
fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam belajar, sebagai narasumber
yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai pengelola yang
mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna dan dapat mengelola
sumber belajar yang diperlukan. Siswa juga terlibat dalam proses belajar
bersama guru karena siswa dibimbing, diajar, dan dilatih mencari,
mempertanyakan sesuatu menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan
menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif. Selain itu siswa juga
dibina untuk memiliki keterampilan
agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada
hal-hal atau masalah yang dihadapinya. Dengan demikian siswa mampu belajar
mandiri. Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru dapat bekerja secara profesional,
mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip pembelajaran yang efektif
dan efisien. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan untuk :
a)
Memanfaatkan
sumber belajar di lingkungannya secara optimal
b)
Berkreasi
mengembangkan gagasan baru
c)
Mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku siswa untuk dapat berkembang secara
bertahap dan utuh
d)
Mempelajari
relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan kebutuhan
sehari-hari dalam masyarakat
4.
Pendekatan Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Penerapan pembelajaran
kooperatif dalam pembelajarn di kelas didasarkan pada teori bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit apabila mereka saling
mendiskusikan dan sharing pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran yang penting, yaitu prestasi akademik, penerimaan akan
penghargaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Melalui
pembelajaran model ini, diharapkan dapat melatih siswa untuk mendengarkan
pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan dalam bentuk tulisan.
Tugas kelompok dapat memacu semangat belajar siswa untuk bekerja sama, saling
membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Cooperative Learning dalam pembelajaran
matematika dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif. Siswa belajar
membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah
matematika. Terjadinya interaksi dalam kelompok, dapat melatih siswa menerima
siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Melalui model ini
dapat meningkatkan berpikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah. Beberapa tipe cooperative learning adalah STAD dan Jigsaw. STAD
(Student Team Achievement Division) adalah tipe pembelajaran dengan ciri guru
menyampaikan suatu materi, kemudian siswa bergabung dalam
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan guru. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaan secara tunggal
untuk setiap kelompok kepada guru. Sedangkan pada model Jigsaw, setiap anggota
kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para siswa
bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik yang sama untuk
saling tukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya
semula untuk menyampaikan yang diperoleh kepada teman-teman di kelompoknya.
Para siwa kemudian diberi tes/kuis secara individual oleh guru. Skor hasil
kuis/tes, dapat digunakan untuk menentukan skor individu maupun skor kelompok.
E. Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan maksud atau pengetahuan narasumber agar para
audiens atau pendengar akan tertarik
untuk mendengar dan merangsang pikiran serta
kemauannya untuk belajar atau memperhatikan. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik
dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai
jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami
karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan
cenderung bersikap spekulatif. Media pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu:
1. Media dapat
merekam dan merekonstruksi peristiwa.
2. Media dapat
memanipulasi waktu, tempat, dan dimensi fisik obyek yang dipelajari.
3. Media
dapat mendistribusikan pengalaman belajar dalam
berbagai setting lingkungan
Ada tiga karakteristik media berdasarkan
petunjuk penggunaan media
pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi
pembelajaran di mana guru tidak mampu
atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri
media pembelajaran tersebut adalah:
a. Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat
diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket
komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman
kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal
waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau
disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.
b. Ciri
manipulatif
yaitu kemampuan media untuk mentransformasi
suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi
masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya
proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat
disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik
time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian / peristiwa
dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh
urut-urutan yang jelas dari
kejadian / peristiwa tersebut. Transformasi suatu kejadian
dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat
dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali
hasil suatu rekaman video. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit
hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif
memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam
pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah,
maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan
dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak
diinginkan.
c. Ciri distributif
Menggambarkan kemampuan
media untuk mentransportasikan obyek atau kejadian
melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai
tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
F. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak
jenis dan macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat
oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada
yang sudah tersedia di lingkungan untuk
langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja
dirancang. Namun, dapat kita golongkan secara
garis besar ada dua yaitu :
1.
project
Media yang diproyeksikan (project) adalah media yang pemanfaatannya memerlukan alat
penampil (proyektor). Misalnya overhead transparansi memerlukan OHP, film
memerlukan proyektor film; slides, slide suara, filmstrip, proyektor opaque,
bahan presentasi power point, LCD
2. Nonproject
Media yang tidak diproyeksikan (nonproject) adalah media yang pemanfaatannya tidak memerlukan
alat penampil (proyektor). Misalnya benda tiga dimensi, benda nyata, tiruan
benda, model, kit multimedia, bahan cetak, gambar, bagan, peta, dsb.
3.
Audio
Media audio adalah media yang dalam
pemanfaatannya memerlukan indera
pendengaran (telinga), misalnya program radio, program kaset audio,
telephon, pengeras suara
4. Visual
Media visual adalah media yang dalam pemanfaatannya memerlukan indera
penglihatan. Misalnya gambar, film, poster, baliho, foto, dsb.
5.
Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam :
a. Audio visual
murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti video
kaset
b. Audio visual
tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
G. Manfaat dan Kelemahan Media dalam Pembelajaran
Media harus dapat kita manfaatkan secara maksimal
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Pemanfaatan media pada
dasarnya bertujuan untuk membantu siswa agar kegiatan pembelajaran lebih
efektif dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya. Berikut ini merupakan manfaat
atau tujuan dari penggunaan dari media dalam suatu proses pembelajaran antara
lain :
1. Menghemat tenaga dan waktu
2. Memudahkan dalam proses
belajar mengajar
3. Agar tidak menimbulkan
kebosanan pada peserta didik
4. Biasanya, peserta didik lebih
cepat menangkap materi
5. Menghindari salah tafsir
6. Menarik perhatian dan minat
7. Mengatasi keterbatasan objek
8. Memberi suasana yang belajar yang tidak
tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Selain adanya manfaat
media dalam pembelajaran, media juga memiliki kelemahan diantaranya yang
sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain :
a. Terlalu menekankan bahan-bahan visualnya
sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan
dengan desain, pengembangan, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
b. Bahan visual dipandang sebagai alat
bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara
bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
c. Terlalu menekankan pada penguasaan
materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual
sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
Adapun fungsi media pembelajaran dalam
komunikasi pada umumnya antara lain :
1.
Efisiensi penyebaran informasi : dengan adanya media
komunikasi akan membuat penyebaran informasi menjadi lebih efisien. Efisiensi
yang dimaksudkan di sini ialah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran dan
waktu.
2.
Memperkuat eksistensi informasi : dengan adanya media
komunikasi, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan
terhadap audience/ komunikate. Suatu contoh, dosen yang mengajar dengan
multimedia akan lebih efektif berkesan daripada dosen yang mengajar secara
konvensional.
3. Mendidik atau mengarahkan atau persuasi : media komunikasi yang berteknologi tinggi dapat lebih menarik
audience, dan tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik dan
mengarahkan karena adanya efek emosi positif.
4. Menghibur atau entertain : media komunikasi berteknologi tinggi
tentunya lebih menyenangkan dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi
audience. Misalnya, presentasi seorang marketing akan lebih mempunyai nilai
jual yang tinggi jika menggunakan media komunikasi daripada presentasi yang
hanya sekedar menggunakan metode konvensional.
5. Kontrol sosial :
media komunikasi yang berteknologi tinggi akan lebih mempunyai fungsi
pengawasan terhadap kebijakan sosial. Seperti misalnya, informasi yang
disampaikan melalui TV dan internet akan lebih mempunyai kontrol sosial terhadap
kebijakan pemerintah sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak
kebijakan tersebut.
H. Pertimbangan Pemilihan Media
Kearsley Kearsley (dalam
Sihkabuden, 1985: 46) mengungkapkan prosedur dalam pemilihan suatu media dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut :
1. Identifikasi
ciri-ciri media yang diperlukan sesuai dengan kondisi.
2. Identifikasi
karakteristik pembelajar
3. Identifikasi
karakteristik lingkunangan belajar berkenaan dengan media yang akan digunakan
4. Identifikasi
pertimbangan praktis yang memungkinkan media mana yang mudah digunakan dan
dilaksanakan
5. Identifikasi
faktor ekonomi
Prinsip-prinsip pemilihan
media pendidikan antara lain :
1.
Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan
2. Media adalah
bagian integral dari proses pembelajaran
3. Media apapun
digunakan, untuk memudahkan belajar peserta didik
4. Penggunaan
media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi
waktu atau hiburan
5. Pemilihan media
hendaknya objektif
6. Penggunaan
beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan peserta didik
7. Kebaikan dan
kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya saja
Hal-hal yang
dipertimbangkan dalam memilih media yakni :
1. Pertimbangan
Produksi
a) Availability (ketersedian bahan)
b) Cost (harga)
c) Physical
condition (kondisi fisik)
d) Accessebility to
student (mudah
dicapai)
e) Emotional
impact
2. Pertimbangan Isi
a) Curriculair-relevance
b) Content-soundness
c) Presentation
3. Pertimbangan
Peserta Didik
a) Student
characteristics (watak peserta
didik)
b) Student
relevance (sesuai dengan
peserta didik)
c) Student
involvement (keterlibatan
peserta didik)
4. Pertimbangan
Guru
a) Teacher-utilization
b) Teacher peace
of mind
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan dapat
disimpulkan :
Dari keempat pendapat ahli mengenai pengertian
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
interaksi yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik yang mana peserta
didik sebagai penerima informasi dan pendidik sebagai pemberi informasi dan
interaksi ini menghasilkan suatu keterampilan kognitif sehingga dapat
tercapainya tujuan pendidikan. Siswa
dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan
koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik
saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan
menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika Media pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu:
a. Media dapat
merekam dan merekonstruksi peristiwa.
b. Media dapat
memanipulasi waktu, tempat, dan dimensi fisik obyek yang dipelajari.
c. Media
dapat mendistribusikan pengalaman belajar dalam
berbagai setting lingkungan
Pemanfaatan
media pada dasarnya bertujuan untuk membantu siswa agar kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya.
B. Saran
Demikian hasil kerja kelompok kami mengenai Media Pembelajaran Matematika. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari
sempurna. Maka dari itu, kami berharap agar para pembaca dapat memberikan
kritik, saran, serta tanggapan kepada makalah ini supaya makalah selanjutnya
dapat lebih baik dan kami menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi untuk
belajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama untuk
para calon guru.
Soal
1.
Sebutkan
beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli !
2.
Jelaskan secara singkat pentingnya pemahaman konsep
bagi siswa !
3.
Jelaskan perbedaan antara strategi dan metode dalam
pembelajaran!
4.
Sebutkan dan jelaskan 3 macam metode pembelajaran !
5.
Sebutkan beberapa prinsip-prinsip yang perlu
dipegang guru untuk menerapkan komponen menemukan (inquiry) !
6.
Sebutkan kelebihan dan kelemahan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah ?
7.
Jelaskan secara singkat peranan guru dalam
pendekatan Active Learning !
8.
Mengapa dalam belajar sangat dibutuhkan suatu media untuk menunjang
proses belajar mengajar?
9.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif
dan efisien. Mengapa demikian ?
10. Jelaskan
perbedaan jenis media project dan media nonproject ?
JAWABAN
1.
Pengertian pembelajaran menurut para ahli
a.
Achjar
chalil : Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
b.
Munif
Chatib : Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
c.
Knowles
: Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan
2.
Siswa
dikatakan mampu memahami suatu konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh, mengembangkan kemampuan koneksi matematik
antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu
sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik
dalam konteks diluar matematika
3.
Strategi adalah cara yang sistematis yang dipilih
dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Dan metode pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam
menyajikan isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
4.
a.
Metode eksperimen, metode ini mengedepankan aktivitas percobaan, sehinggga
siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
1.
Metode
tugas / resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar
2.
Metode
diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa
pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
5.
Prinsip-prinsip
yang perlu dipegang guru dalam menerapkan komponen menemukan (inqury) antara lain :
a.
Pengetahuan
dan ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
b.
Informasi
yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila didikuti dengan bukti-bukti atau
data yang ditemukan sendiri oleh siswa
c.
Langkah-langkah
inkuiri adalah merumuskan masalah, membuat dugaan, mengamati atau melakukan
observasi, menganalisis dan menyajikan hasil
dalam tulisan, mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pada pihak lain.
6.
Kelebihan
:
a.
Pemecahan
masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
b.
Pemecahan
masalah dapat menantang kemampuan siswa untuk menentukan pengetahuan baru bagi
siswa
c.
Pemecahan
masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
Kelemahan
:
a.
Ketika
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka merek akan enggan umtuk mencoba
b.
Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan
c.
Tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari
7.
Peranan
guru dalam pendekatan Active Learning
yakni sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam belajar, sebagai
narasumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai
pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna dan
dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan.
8.
Karena tanpa adanya suaru
media dalam belajar kemungkinan akan membuat siswa bosan dengan cara mengajar
yang begitu-begitu saja. Dengan demikian adanya akan sangat menunjang belajar
siswa, dan akan semakin menarik respon siwa dalam belajar.
9.
Sebab dengan media suasana di dalam kelas akan terasa lebih hidup, sehingga hubungan interaksi antara
siswa dengan guru akan semakin lebih aktif dan membuat proses belajar mengajar
menjadi kreatif dan bervariatif.
10. Media yang diproyeksikan (project) adalah media yang pemanfaatannya memerlukan alat
penampil (proyektor). Misalnya OHP, proyektor film; slides,
slide suara, filmstrip, proyektor opaque, bahan presentasi power point, LCD
Media yang tidak diproyeksikan (nonproject) adalah media yang pemanfaatannya tidak memerlukan alat penampil
(proyektor). Misalnya benda tiga dimensi, benda nyata, tiruan benda model, kit multimedia, bahan cetak, gambar, bagan.
DAFTAR PUSTAKA
Defantri.blogspot.com/pembelajaran-matematika-
disekolah diakses tanggal 18
Maret 2013
Definisi.org/search/model-model-pembelajaran-matematika diakses tanggal 18
Maret 2013
http://eprints.uny.ac.id/6928/1/P18%20Pendidikan%28Nila%20K%29.pdf
diakses tanggal 18 Maret 2013
http://generasibangsa77.blogspot.com/2013/01/beberapa-karakter-dalam-pembelajaran.html
diakses tanggal 23 Maret 2013
http://rizkia-gahari.blogspot.com/2012/03/jenis-dan-karakteristik-media.html diakses tanggal 02 april 2013
http://trisdyanto-pembelajaran-mat.blogspot.com/ diakses tanggal 18 Maret 2013
http:/www.sarjanaku.com/2012/04/pembelajaran-matematika-pengertian.html diakses tanggal 18 Maret 2013
Netriwati.
2012. Perencanaan Pembelajaran Matematika.
Bandar Lampung :Fakta Pess Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar