Jumat, 12 Juni 2015

Media Pembelajaran Matematika



 
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufiq, hidayah, dan ma’una Nya kepada kami sehingga dengan bekal kemampuan yang ada pada kami, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pemahaman Tentang Pengertian Pembelajaran Matematika ini.
Makalah ini kami suguhkan kepada semua pembaca yang ingin mengetahui sekitar Pemahaman Tentang Pengertian Pembelajaran Matematika. Paling tidak makalah ini akan menjadi ilmu baru bagi para pembaca. Walaupun makalah ini belum sempurna tapi kami akan berusaha memperbaikinya pada makalah yang akan datang. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin Kepada Allah kami bermohon semoga tetaplah tercurahkan ‘inayat-Nya dan memberikan taufiq-Nya kepada kami dan para pembaca.

Bandar Lampung,   April  2013
penulis

BAB I
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pembelajaran Matematika
Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana yang dimaksud dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Sarana pembelajaran yang berupa perangkat keras diantaranya adalah model-model bangun ruang, persegi dan kubus satuan, penggaris, jangka, timbangan, dan kartu bilangan. Adapun contoh sarana yang dikategorikan sebagai perangkat lunak adalah Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar tugas, petunjuk permainan matematika, dan program-program komputer.
Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, sehingga dapat mendorong motivasi belajar siswa. Media pembelajaran juga dapat memperjelas dan mempermudah penyampaian konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi daya belajar siswa. Sangat banyak media dan alat peraga yang digunakan untuk memantapkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari siswa.
Pengertian pembelajaran menurut para ahli diartikan sebagai berikut :
1.    Achjar  Chalil
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2.    Munif  Chatib
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
3.    Rahil Mahyuddin
Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek
4.    Knowles
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
.
Berdasarkan para ahli mengemukakan pengertian matematika antara lain :
1.    HW Fowler (dalam Amin Suyitno, 1985:736) mendefinisikan bahwa “mathematics is the abstract science of space and number”.
(Matematika adalah ilmu abstrak ruang dan nomor)
2.    Marshal Walkter (1955:115) menyatakan bahwa “mathematics may be defined as the study of abstract and their interrelations”.
(Matematika dapat didefinisikan sebagai study tentang abstrak dan keterkaitan mereka)
3.    Menurut The American Educator Encyclopedia (1955) disebutkan bahwa “mathematics : an inclusive term for a number of branches of learning that deal with magnitudes, number, quantities and their relationships”.
(Matematika : istilah inklusif untuk sejumlah cabang belajar kesepakatan bahwa dengan besaran, bilangan, jumlah dan hubungan mereka).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang. Dari konkret- semi konkret-abstrak abstrak sederhana-kompleks.
2.      Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. Konsep baru dikembangkan dengan mengaitkan konsep yang telah dipahami siswa dan konsep baru meruakan perluasan konsep sebelumnya.
3.      Pembelajaran matematika mengunakan pola deduktif. Artinya dari umum ke khusus. Tetapi untuk jenjang SD menggunakan pola induktif yaitu dari khusus ke umum. 
4.      Pembelajaran matematika menganut kebenaran konstitusi.. Artinya pemyataan dianggap benar jika didasarkan pada pernyataan yang sebeumnya dianggap benar.
Setelah guru mengetahui pembelajaran matematika, guru akan lebih jelas peranan alat peraga dalam mengkonkretkan sesuatu yang abstrak untuk memperjelas penyajian. Tidak kalah pentingnya seorang guru mengetahui materi pelajaran matematika berkesinambungan dari kelas ke kelas lain di atasnya sehingga siswa yang belum menguasai fakta di kelas bawah sangat menjadi kendala dikelas berikutnya.
B.  Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematika merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-hari.
Menurut Schoenfeld (1992) berpikir secara matematik berarti  :
1.         mengembangkan suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi, dan memiliki kesenangan untuk menerapkannya,
2.         mengembangkan kompetensi, dan menggunakannya dalam pemahaman matematik. Implikasinya adalah bagaimana seharusnya guru merancang pembelajaran dengan baik, pembelajaran dengan karakteristik yang mampu membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna.
Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur (sejumlah langkah-langkah dari kegiatan yang dilakukan) yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang benar.


C.  Strategi dan Metode Pembelajaran
1.    Strategi Pembelajaran
Kozma dalam Gafurn(1989), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Dick and Carry (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahap kegiatan belajar yang atau digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan belajar tertentu.
Walter Dick dalam Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu :
a.         Kegiatan pembelajaran pendahuluan
b.        Penyampaian informasi
c.         Partisipasi peserta didik
d.        Tes
e.         Kegiatan lanjutan atau follow up
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi palajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

2.    Jenis-jenis metode pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam praktek pembelajran terdapat beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya, adapun metode-metode tersebut adalah :
a.       Metode eksperimen, metode ini mengedepankan aktivitas percobaan, sehinggga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
b.      Metode tugas / resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
c.       Metode diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
d.      Metode dmonstrasi, metode ini mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari dengan disertai penjelasan lisan
e.       Metode problem solving, metode ini mengedepankan metode berfikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan
f.       Metode tanya jawab, metode ini menggunakan sejumlh pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
g.      Metode latihan, metode ini dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu
h.      Metode ceramah, metode ini merupakan metode tradisional karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya yang penting untuk membangun komunikasi anatar pengajar dan pembelajar.

D.  Pendekatan  Pembelajaran Matematika
1.    Pendekatan Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning – CTL). Johnson (dalam Nurhadi,2003) mengemukakan “ada tujuh atribut yang mencirikan koncep CTL, yaitu meaningfulness, application of knowledge, higher order thinking, standards based curricula, cultures focused, active engagement, and authentic assessment”.
Ada tujuh komponen yang mendasari pelaksanaan pembelajaran kontekstual antara lain :
a.       Konstruktivisme (Constructivism)
Pembelajaran yang berciri pada kontruktivisme menekankan pada pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan pengalaman yang bermakna. Ada beberapa prinsip yang dipegang oleh guru dalam pembelajaran yaitu :
1.      Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil pembelajaran
2.      Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada informasi verbalistis
3.      Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan ide, serta strategi sendiri dalam belajar.
4.      Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri.
5.      Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabla diuji dengan pengelaman baru.
6.      Pengalaman siswa bisa dibangun secara asimilasi maupun akomodasi.
b.      Menemukan (Inquiry)
Kegiatan ini diawali dengan pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kefiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil menemukan sendiri brdasarkan fakta yang dihadapinya. Prinsip-prinsip yang perlu dipegang guru untuk menerapkan komponen inkuiri dalam belajar antara lain :
1.      Pengetahuan dan ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
2.      Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila didikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa
3.      Langkah-langkah inkuiri adalah merumuskan masalah, membuat dugaan, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil  dalam tulisan, mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pada pihak lain.
c.       Bertanya (Questioning)
Belajar dalam CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berfikir siswa. Hal ini dapat direalisasikan melalui bertanya. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru terkait komponen bertanya adalah sebagai berikut :
1.      Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya
2.      Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab
3.      Penambahan atau pemanyapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi
4.      Bertanya kepada siswa bisa mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir mereka
d.      Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam proses pembelajatan, siswa sering memperoleh melalui kerjasama sharing ideas dengan siswa lain. Dalam CTL, kondisi ini dioptimalkan melalui diskusi kelompok yang anggotanya heterogen, dengan jumlah yang bnervariasi. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru dengan masyarakat belajar, yaitu :
1.      Pada dasaenya hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan pihak lain.
2.      Sharing  terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi.
3.      Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multiarah.
4.      masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat sadra bahwa penegetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain.
5.      Anggota dalam masyarakat belajar pada dasartnya menjadi sumber belajar
e.       Pemodelan (Modelling)
Komponen CTL ini mengisyaratkan bahwa siswa dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan tertentu dari model yang bisa mereka tiru model yang dimaksud dapat berupa peragaan tentang cara menoperasikan sesuatu, memperagakan hasil kartya, peragaan tentang cara membuat atau mengkonstruksikan sesuatu. Prinsip – prinsip komponen pemodelan yang perlu diperhatikan gur dalam pembelajaran adalah :
1.      Pengetshusn dsn ketrsmpilsn diperoleh dengsn mantap apabila ada model yang bisa ditiru.
2.      Model bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh hasil karysa, atau model penampilan.
f.       Refleksi (Reflection)
reflejsi adalah proses perenungan kembali terhadap pengetahuan yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa saja yang baru dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajran, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan revisi terhadap engetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Prisp- prinsip yang diperhatikan guru terkait dengan komponen refleksi adalah :
1.      Perenungan atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh merupakan pengayaan atas penegetahuan sebelumnya.
2.      Perenungan merupakan respon atas kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diperoleh.
3.      Perenungan bisa berupa panyampaian penilaian atas pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, atau diskusi dengan teman sejawat
g.      Penilaian otentik (Authentic Assessment)
Penilaian otentik adalah proses pengumpilan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi menyeluruh tentang perkembangan belajar siswa. Penilaian otentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Pr,nsp- prinsip yang perlu diperhatiakan guru ketika menerapkan komponen penerapan otentik dalam pembelajaran adalah :
1.      Penialaian otentik difokuskan untuk mengetahui perkembangan belajar siwa.
2.      Penilaian dilakukan secara komprehensif dan seimbang antara penilaian proses dan hasil.
3.      Guru menjadi penilai konstruktif yang dapat merefleksikan siswa dalam belajar.
4.      Penilaian otentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat melakukan penilaian diri (self-assesment) dan penilaian sesama (peer assesement ).

2.    Pendekatan Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan pemecahan masalah authentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan-nya sendiri, menumbuhkan serta mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuari, memandirikan siswa, dan meningkat- kan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam Asikin, 2003 : 10). Problem Based Learning memiliki banyak variasi, diantaranya terdapat tiga bentuk belajar berbasis masalah :
a.       Permasalahan sebagai pemandu : masalah menjadi acuan konkrit yang harus menjadi perhatian pembelajaran.
b.      Permasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi : masalah disajikan setelah tugas-tugas dan penjelasan diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pelajar untuk menerapkan pengetahuannya dalam memecahkan masalah.
c.       Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar : masalah dijadikan alat untuk melatih pembelajar bernalar dan berpikir kritis.
Pendekatan berbasis masalah adalah pendekatan untuk membentuk struktur kurikulum yang melibatkan pelajar yang menghadapi masalah, dengan latihan yang memberikan stimulus untuk belajar. Pendekatan ini juga suatu pengajaran yang menantang pelajar untuk  “learn to learn” , bekerja sama dalam sebuah group untuk mencari solusi dari masalah-masalah.
3.    Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning)
Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Active learning dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam belajar, sebagai narasumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan. Siswa juga terlibat dalam proses belajar bersama guru karena siswa dibimbing, diajar, dan dilatih mencari, mempertanyakan sesuatu menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif. Selain itu siswa juga dibina untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal atau masalah yang dihadapinya. Dengan demikian siswa mampu belajar mandiri. Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru dapat bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan untuk :
a)    Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya secara optimal
b)    Berkreasi mengembangkan gagasan baru
c)    Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku siswa untuk dapat berkembang secara bertahap dan utuh
d)   Mempelajari relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat


4.    Pendekatan Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)     
Penerapan pembelajaran kooperatif dalam pembelajarn di kelas didasarkan pada teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit apabila mereka saling mendiskusikan dan sharing pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu prestasi akademik, penerimaan akan penghargaan, dan pengembangan keterampilan sosial.           Melalui pembelajaran model ini, diharapkan dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan dalam bentuk tulisan. Tugas kelompok dapat memacu semangat belajar siswa untuk bekerja sama, saling membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.   Cooperative Learning dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif. Siswa belajar membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah matematika. Terjadinya interaksi dalam kelompok, dapat melatih siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Melalui model ini dapat meningkatkan berpikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Beberapa tipe cooperative learning adalah STAD dan Jigsaw. STAD (Student Team Achievement Division) adalah tipe pembelajaran dengan ciri guru menyampaikan suatu materi, kemudian siswa bergabung dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaan secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru. Sedangkan pada model Jigsaw, setiap anggota kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para siswa bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik yang sama untuk saling tukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan yang diperoleh kepada teman-teman di kelompoknya. Para siwa kemudian diberi tes/kuis secara individual oleh guru. Skor hasil kuis/tes, dapat digunakan untuk menentukan skor individu maupun skor kelompok. 

E.  Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  menyalurkan  maksud atau pengetahuan narasumber  agar  para  audiens atau pendengar  akan  tertarik  untuk  mendengar  dan merangsang  pikiran  serta  kemauannya  untuk  belajar  atau  memperhatikan. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. Media pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu:
1.      Media dapat merekam dan merekonstruksi peristiwa.
2.      Media dapat memanipulasi waktu, tempat, dan dimensi fisik obyek yang dipelajari.
3.      Media  dapat  mendistribusikan  pengalaman  belajar  dalam  berbagai  setting lingkungan
Ada  tiga  karakteristik  media  berdasarkan  petunjuk  penggunaan  media       pembelajaran untuk  mengantisipasi  kondisi  pembelajaran  di  mana  guru  tidak  mampu  atau  kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran  tersebut adalah:
a.       Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.
b.      Ciri  manipulatif
yaitu  kemampuan  media  untuk  mentransformasi  suatu  obyek, kejadian  atau  proses  dalam  mengatasi masalah  ruang  dan  waktu.  Sebagai  contoh, misalnya proses  larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording).  Atau  sebaliknya,  suatu  kejadian / peristiwa  dapat  diperlambat penayangannya  agar  diperoleh  urut-urutan  yang  jelas  dari  kejadian / peristiwa tersebut. Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
c.       Ciri distributif
Menggambarkan  kemampuan media untuk mentransportasikan obyek  atau  kejadian  melalui  ruang,  dan  secara  bersamaan  kejadian  itu  disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.

F.   Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media  pembelajaran  banyak  jenis  dan  macamnya.  Dari  yang  paling  sederhana  dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang  diproduksi  pabrik.  Ada  yang  sudah  tersedia  di  lingkungan  untuk  langsung dimanfaatkan  dan  ada  yang  sengaja  dirancang.  Namun,  dapat  kita  golongkan  secara garis besar ada dua yaitu :
1.      project
Media yang diproyeksikan (project) adalah media yang pemanfaatannya memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya overhead transparansi memerlukan OHP, film memerlukan proyektor film; slides, slide suara, filmstrip, proyektor opaque, bahan presentasi power point, LCD







flipchart







 
                                                      




2.      Nonproject
Os28002Chalkboards_11Media yang tidak diproyeksikan (nonproject) adalah media yang pemanfaatannya tidak memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya benda tiga dimensi, benda nyata, tiruan benda, model, kit multimedia, bahan cetak, gambar, bagan, peta, dsb.
                                                                       



Easels_10
 




3.      Audio
Os26021Media audio adalah media yang dalam pemanfaatannya memerlukan indera  pendengaran (telinga), misalnya program radio, program kaset audio, telephon, pengeras suara


Os31041,E:\download.jpg
 









4.      Visual
Media visual adalah media yang dalam pemanfaatannya memerlukan indera penglihatan. Misalnya gambar, film, poster, baliho, foto, dsb.

                                                       

5.      Media audio visual
flat-panelviewsonic-projectorMedia yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.





Media ini dibagi dalam :

a.       Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset
b.      Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

G.   Manfaat dan Kelemahan Media dalam Pembelajaran
Media harus dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Pemanfaatan media pada dasarnya bertujuan untuk membantu siswa agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya. Berikut ini merupakan manfaat atau tujuan dari penggunaan dari media dalam suatu proses pembelajaran antara lain :
1.      Menghemat tenaga dan waktu
2.      Memudahkan dalam proses belajar mengajar
3.      Agar tidak menimbulkan kebosanan pada peserta didik
4.      Biasanya, peserta didik lebih cepat menangkap materi
5.      Menghindari salah tafsir
6.      Menarik perhatian dan minat
7.      Mengatasi keterbatasan objek
8.      Memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Selain adanya manfaat media dalam pembelajaran, media juga memiliki kelemahan diantaranya yang sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain :
a.       Terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
b.      Bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
c.       Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
Adapun fungsi media pembelajaran dalam komunikasi pada umumnya antara lain :
1.         Efisiensi penyebaran informasi : dengan adanya media komunikasi akan membuat penyebaran informasi menjadi lebih efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini ialah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran dan waktu.
2.         Memperkuat eksistensi informasi : dengan adanya media komunikasi, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan terhadap audience/ komunikate. Suatu contoh, dosen yang mengajar dengan multimedia akan lebih efektif berkesan daripada dosen yang mengajar secara konvensional.
3.    Mendidik atau mengarahkan atau persuasi : media komunikasi yang berteknologi tinggi dapat lebih menarik audience, dan tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik dan mengarahkan karena adanya efek emosi positif.
4.    Menghibur atau entertain : media komunikasi berteknologi tinggi tentunya lebih menyenangkan dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audience. Misalnya, presentasi seorang marketing akan lebih mempunyai nilai jual yang tinggi jika menggunakan media komunikasi daripada presentasi yang hanya sekedar menggunakan metode konvensional.
5.    Kontrol sosial : media komunikasi yang berteknologi tinggi akan lebih mempunyai fungsi pengawasan terhadap kebijakan sosial. Seperti misalnya, informasi yang disampaikan melalui TV dan internet akan lebih mempunyai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak kebijakan tersebut.

H.  Pertimbangan Pemilihan Media
Kearsley Kearsley (dalam Sihkabuden, 1985: 46) mengungkapkan prosedur dalam pemilihan suatu media dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1.      Identifikasi ciri-ciri media yang diperlukan sesuai dengan kondisi.
2.      Identifikasi karakteristik pembelajar
3.      Identifikasi karakteristik lingkunangan belajar berkenaan dengan media yang akan digunakan
4.      Identifikasi pertimbangan praktis yang memungkinkan media mana yang mudah digunakan dan dilaksanakan
5.      Identifikasi faktor ekonomi
Prinsip-prinsip pemilihan media pendidikan antara lain :
1.      Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan
2.      Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran
3.      Media apapun digunakan, untuk memudahkan belajar peserta didik
4.      Penggunaan media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan
5.      Pemilihan media hendaknya objektif
6.      Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan peserta didik
7.      Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya saja
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam memilih media yakni :
1.      Pertimbangan Produksi 
a)      Availability (ketersedian bahan) 
b)      Cost (harga)
c)      Physical condition (kondisi fisik)
d)     Accessebility to student (mudah dicapai)
e)      Emotional impact
2.      Pertimbangan Isi
a)      Curriculair-relevance
b)      Content-soundness
c)      Presentation
3.      Pertimbangan Peserta Didik 
a)      Student characteristics (watak peserta didik)
b)      Student relevance (sesuai dengan peserta didik)  
c)      Student involvement (keterlibatan peserta didik)
4.      Pertimbangan Guru 
a)      Teacher-utilization
b)      Teacher peace of mind 
BAB II
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan :
Dari keempat pendapat ahli mengenai pengertian pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik yang mana peserta didik sebagai penerima informasi dan pendidik sebagai pemberi informasi dan interaksi ini menghasilkan suatu keterampilan kognitif sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika Media pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu:
a.       Media dapat merekam dan merekonstruksi peristiwa.
b.      Media dapat memanipulasi waktu, tempat, dan dimensi fisik obyek yang dipelajari.
c.       Media  dapat  mendistribusikan  pengalaman  belajar  dalam  berbagai  setting lingkungan
 Pemanfaatan media pada dasarnya bertujuan untuk membantu siswa agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya.
B.  Saran
Demikian hasil kerja kelompok kami mengenai Media Pembelajaran Matematika. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik, saran, serta tanggapan kepada makalah ini supaya makalah selanjutnya dapat lebih baik dan kami menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi untuk belajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama untuk para calon guru.
Soal
1.        Sebutkan beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli !
2.        Jelaskan secara singkat pentingnya pemahaman konsep bagi siswa !
3.        Jelaskan perbedaan antara strategi dan metode dalam pembelajaran!
4.        Sebutkan dan jelaskan 3 macam metode pembelajaran !
5.        Sebutkan beberapa prinsip-prinsip yang perlu dipegang guru untuk menerapkan komponen menemukan (inquiry) !
6.        Sebutkan kelebihan dan kelemahan pendekatan pembelajaran berbasis masalah ?
7.        Jelaskan secara singkat peranan guru dalam pendekatan Active Learning !
8.        Mengapa dalam belajar sangat dibutuhkan suatu media untuk menunjang proses belajar mengajar?
9.        Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar  interaksi antara guru dengan  siswa  sehingga  kegiatan  pembelajaran  lebih  efektif  dan  efisien. Mengapa demikian ?
10.    Jelaskan perbedaan jenis media project dan media nonproject ?

JAWABAN
1.        Pengertian pembelajaran menurut para ahli
a.       Achjar chalil : Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
b.      Munif Chatib : Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
c.       Knowles : Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
2.        Siswa dikatakan mampu memahami suatu konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks diluar matematika
3.        Strategi adalah cara yang sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Dan metode pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam menyajikan isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
4.        a. Metode eksperimen, metode ini mengedepankan aktivitas percobaan, sehinggga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
1.      Metode tugas / resitasi, dalam metode ini guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
2.      Metode diskusi, dalam metode ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
5.        Prinsip-prinsip yang perlu dipegang guru dalam menerapkan komponen menemukan (inqury) antara lain :
a.       Pengetahuan dan ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
b.      Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila didikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa
c.       Langkah-langkah inkuiri adalah merumuskan masalah, membuat dugaan, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil  dalam tulisan, mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pada pihak lain.
6.        Kelebihan :
a.       Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
b.      Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa
c.       Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
Kelemahan :
a.       Ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka merek akan enggan umtuk mencoba
b.      Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
c.       Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari
7.        Peranan guru dalam pendekatan Active Learning yakni sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam belajar, sebagai narasumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan.
8.        Karena  tanpa adanya suaru media dalam belajar kemungkinan akan membuat siswa bosan dengan cara mengajar yang begitu-begitu saja. Dengan demikian adanya akan sangat menunjang belajar siswa, dan akan semakin menarik respon siwa dalam belajar.
9.        Sebab dengan media suasana di dalam kelas akan terasa lebih  hidup, sehingga hubungan interaksi antara siswa dengan guru akan semakin lebih aktif dan membuat proses belajar mengajar menjadi kreatif dan bervariatif.
10.    Media yang diproyeksikan (project) adalah media yang pemanfaatannya memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya OHP, proyektor film; slides, slide suara, filmstrip, proyektor opaque, bahan presentasi power point, LCD
Media yang tidak diproyeksikan (nonproject) adalah media yang pemanfaatannya tidak memerlukan alat penampil (proyektor). Misalnya benda tiga dimensi, benda nyata, tiruan benda model, kit multimedia, bahan cetak, gambar, bagan.
DAFTAR PUSTAKA

Defantri.blogspot.com/pembelajaran-matematika- disekolah diakses tanggal 18 Maret 2013
Definisi.org/search/model-model-pembelajaran-matematika diakses tanggal 18 Maret 2013
http:/www.sarjanaku.com/2012/04/pembelajaran-matematika-pengertian.html diakses tanggal 18 Maret 2013
Netriwati. 2012. Perencanaan Pembelajaran Matematika. Bandar Lampung :Fakta Pess Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung





Tidak ada komentar:

Posting Komentar