BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam psikologi modern,
tingkah laku manusia dikaji dan diperlakukan dengan sudut pandang materialistik
barat. Sedangkan spiritualistik atau komponen di dalamnya kurang dihargai.
Dalam pandangan islam manusia dan segala makhluk yang ada dialam semesta
merupakan ciptaan Allah SWT. Ia mengatur dengan aturan universal. Dalam
pandangan islam, diciptakan dari dua komponen, materi dan spirit. Psikologi
perkembangan islam yang mengkaji segala aspek perkembangan manusia dari perspektif islam . Dengan
demikian secara umum psikologi perkembangan islami memiliki kesamaan dengan
objek studi dengan psikologi perkembangan, yaitu proses pertumbuhan atau
perubahan manusia. Perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan dan proses pematangan.
Dalam
hal ini penulis membatasinya dengan perkembangan pada masa bayi. Yang membahas
tentang perkembangan bayi secara fisik,
secara kognitif dan secara psikososial.
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana
perkembangan bayi secara fisik ?
2.
Bagaimana
perkembangan bayi secara kognitif ?
3.
Bagaimana
perkembangan bayi secara psikosiatif ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui perkembangan bayi secara fisik?
2.
Untuk
mengetahui perkembangan bayi secara kognitif ?
3.
Untuk
mengetahui perkembangan bayi secara psikosiatif ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Masa Bayi
Perkembangan
masa bayi berkembang sangat cepat dan dalam perkembangannya, terjadi secara
bertahap dalam hal fisik, kognitif, dan psikososial.
1.
Perkembangan
Fisik
Perkembangan bayi
secara fisik dibahas dalam beberapa aspek, yaitu:
a. Tinggi dan berat badan
Pada saat dilahirkan,
panjang bayi rata-rata 50 cm, dengan berat 3,4 kg. Setelah bayi menyesuaikan
dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, dan mencerna fisiknya bertumbuh
dengan cepat. Pada bulan-bulan pertama berat badan bertambah sekitar 5 hingga 6
ons per minggu. Pada usia 4 bulan berat badan naik dua kali. Pada tahun kedua
rata-rata mengalami perlambatan. Dan pada usia 2 tahun berat badan sekitar 13
hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 80 hingga 87 cm.
b. Perkembangan reflek
Seifert dan Hoffnung (1994),
menyebutkan ada 12 gerak refleks pada anak baru lahir, yaitu:
1)
Pernafasan,
perkembangannya permanen dan signifikansinya memberikan oksigen dan membuang karbondioksida
2)
Menghisap,
perkembangannya melemah serta menghilang pada usia 6 bulan dan signifikansinya
mengarahkan anak pada payudara dan botol susu.
3)
Mencari,
yaitu refleks terhadap sentuhan atau usapan lembut. perkembangannya secara
gradual dibawah pengontrolan yang disengaja dan signifikansinya membantu anak
untuk minum.
4)
Menelan,
perkembanagannya permanen dan signifikansinya membantu anak menelan.
5)
Mengedip,
perkembanagannya permenen dan signifikansinya memelihara mata dari cahaya
terang.
6)
Biji
mata, perkembangannya permanen dan signifikansinya memelihara dari cahaya
terang dan penglihatan baik pada cahaya redup.
7)
Moro,
yaitu respon tiba-tiba akibat suara atau
gerakan yang mengejutkannya perkembangannya yaitu gerakan lengan dan telapak
tangan menghilang pada usia 6 bulan, tetapi reaksi terkejut berlangsung seumur
hidup. Dan signifikansinya menunjukkan perkembangan normal dari system saraf.
8)
Memegang,
atau mengenggam yaitu terjadi ketika sesuatu menyentuh tangan bayi, perkembangannya melemah pada usia 3 bulan, sukarela pada usia
6 bulan dan menghilang pada usia 1
tahun. Dan signifikansinya menunjukkan perkembangan normal dari system saraf.
9)
Penguatan
leher, menghilang pada usia 2 tahun 3 bulan dan signifikansinya menunjukkan
perkembangan normal system saraf.
10) Babinski, menghilang pada usia 8 sampai
12 bulan dan signifikansinya perkembangan normal system saraf.
11) Melangkah, menghilang pada usia 2 bulan
lalu diaplikasikan dan signifikansinya perkembangan normal system saraf.
12)
Berenang,
menghilang pada usia 4 hingga 5 bulan dan signifikansinya perkembangan normal
system saraf.
Secara garis besar, 12
refleks tersebut dibagi dua. Pertama, refleks survival yaitu yang secara
nyata berguna bagi fisik bayi. Kedua, refleks primitif yaitu tidak
secara nyata berguna bagi fisik bayi.
c. Pola makan dan minum
Bayi membutuhkan
makanan yang mengandung protein, kalori dan mineral. Sesuai dengan berat
badannya, bayi mengkonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan orang dewasa atau
anak-anak. Contoh, selama 3 bulan lebih bayi idealnya menerima asupan 2 ons
cairan 0,5 kg berat badan. Dan anak usia 8 tahun lebih hanya butuh 1/3 jumlah ini. Pemberian ASI pada bayi
berarti memberi susu bersih serta mengimunisasi bayi dari penyakit. Setelah 6
bulan baru dikenalkan dengan makanan padat seperti beras, gandum atau buah yang
disaring.
d. Pola buang air
Ketika baru lahir, bayi
belum mampu mengendalikan buang air, sehingga buang air setiap saat. Pada usia
4 bulan, interval buang air sudah bisa diramalkan. Dan pengendalian buang air
besar rata-rata pada usia 6 bulan dan kebiasaan pengendalian terbentuk pada
akhir masa bayi. Sedang pengendalian buang air kecil mulai usia 15 hingga 16
bulan, hingga akhir masa bayi pengendalian belum sempurna.
e.
Perkembangan
keterampilan motorik
Yaitu gerakan-gerakan
tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat, yang dapat dikelompokkan
menjadi dua, keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik
halus. Keterampilan motorik kasar meliputi keterampilan otot-otot
besar lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat.
Perkembangan keterampilan motorik kasar selama masa bayi, yaitu:
1)
Mengangkat
dagu atau kepala sambil tengkurap pada usia 1 bulan
2)
Mengangkat
dada sambil tengkurap pada usia 2 bulan
3)
Duduk
dengan bantuan pada usia 4 bulan
4)
Duduk
tanpa bantuan pada usia 7 bulan
5)
Berdiri
dengan bantuan pada usia 8 bulan
6)
Berdiri
dengan berpegangaan pada perabot pada usia 9 bulan
7)
Merangkak
pada usia 10 bulan
8)
Berjalan
dengan dibimbing pada usia 11 bulan
9)
Berusaha
berdiri sendiri pada usia 12 bulan
10) Naik taangga pada usia 13 bulan
11) Berdiri sendiri pada usia 14 bulan
12) Berjalan pada usia 15 bulan
13) Naik turun tangga tanpa bantuan pada
usia 18 bulan
14)
Dapat
lari dan dapat berjalan mundur pada usia 24 bulan.
Keterampilan
motorik halus, meliputi otot-otot kecil yang ada
di seluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Pada saat baru lahir bayi
mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya. Dan mereka
sering gagal untuk mengenggam objek tertentu.
f. Perkembangan sensor
Semua informasi yang
datang kepada bayi adalah melalui indra. Sehingga indra-indra itu berfungsi untuk mendeteksi,
mentransduksi dan meneruskan semua informasi yang datang.
g. Pengecapan
Bayi baru lahir telah
peka terhadap rasa. Bayi lebih menyukai rasa manis dibandingkan air tawar.
Sehingga mereka memperlihatkan ekspresi senyum setelah diberi larutan manis dan
akan mengerutkan lidahnya bila diberi larutan asam.
h. Pendengaran
Bayi dapat mendengar
bunyi walau tidak sebaik orang dewasa. Dan setelah 3 hari kelahirannya bayi
telah dapat membedakan suara-suara ucapan baru didengarnya dan suara-suara ucapan
lama didengarnya.
i. Penglihatan
Ketajaman penglihatan
bayi berkisar 10 hingga 30 kali rendah penglihatan orang dewasa normal (20/20).
Dan ini terus meningkat dengan cepat sepanjang tahun pertama dan sejak usia 6
bulan hingga 1 tahun ketajaman visual bayi mendekati penglihatan orang dewasa
normal bahkan lebih baik, yakni 20/100.
j. Perkembangan otak
Pada
saat masih dalam kandungan telah terbentuk sekitar 1,5 miliar sel-sel
saraf/menit. Saat dilahirkan bayi berkemumgkinan memiliki semua sel-sel otak,
namun belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah, dengan berat 25% dari
berat otak dewasa. Namun itu terus tumbuh cepat dan dramatis mencapai
kematangan seiring pertumbuhan fisiknya.
2.
Perkembangan
Kognitif
Perkembangan kognitif adalah
perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan.
a. Perkembangan kognitif menurut pandangan
Piaget
Piaget meyakini bahwa pemikiran
seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi (tahap
sensoris-motorik) hingga masa dewasa. Yang dibagi menjadi 6 subtahap, yaitu:
1) Early refleks,
pada usia 0-1 tahun dengan karakteristik berupa kepercayaan atas refleks bawaan
sejak lahir untuk mengetahui lingkungan; asimilasi dari semua pengalaman
refleks; menelan, menyusu.
2) Primary circular reactions,
pada usia 1-4 tahun dengan karakteristik akomodasi refleks; bayi mengulang
reaksi yang bersifat sederhana.
3) Secondary circular reactions,
pada usia 4-8 tahun karakteristiknya tindakan yang diulang sudah terfokus pada
objek.
4) Combined secondary circular reactions,
pada usia 8-12 tahun dengan karakteristik sudah menguasai respond dan
mengkombinasikan tindakan dengan tindakan yang telah diperoleh sebelumnya.
5) Tertiary circular reactions,
pada usia 12-18 tahun dengan karakteristik anak mulai aktif dengan reaksi yang
bersifat “trial and error” untuk mempelajari objek-objek yang ada di
sekitarnya.
6) The first symbol, pada
usia 18-24 tahun dengan karakteristik dari taraf sensoris-motorik menjadi taraf
simbolis.
b. Perkembangan kognitif menurut pandangan
kontemporer
Percaya bahwa
perkembangan kognitif, seperti kemampuan dalam memberikan perhatian,
menciptakan simbolisasi, meniru dan kemampuan konseptual, telah dimiliki bayi
lebih awal.
1)
Persepsi
bayi terhadap bentuk
Berdasarkan hasil
penelitian terbukti bahwa sel kortikal (yang mendeteksi bentuk) telah bekerja
sejak awal, sehingga bayi sudah dapat melihat benda. Sekitar 3,5 minggu bayi kagum
dengan mata. Pada usia 1-2 bulan, bayi memperhatikan kontur. Pada usia 2 bulan
lebih, bayi mulai membedakan wajah, mulut dan gerakannya menjadi titik
perhatian. Pada usia 5 bulan bayi mendeteksi gambar lain dari wajah. Setelah 6
bulan mulai bisa membedakan wajah yang asing dan yang akrab dengan matanya.
Karena sejak lahir sudah mampu membedakan benda, maka dapat dipahami bahwa bayi
dilahirkan dengan membawa daya pilih.
2)
Persepsi
terhadap kedalaman
Merupakan kemampuan
untuk memandang dunia atau objek dalam tiga dimensi dan untuk merasakan jarak.
3)
Perkembangan
konsepsi adalah Proses penggambaran idea tau proses berpikir.
4)
Perkembangan
memori
Pandangan kontemporer
mmpercayai jika kemampuan memori bayi telah mulai berkembang jauh lebih awal
bahkan sebelum kelahiran.
5)
Perkembangan
bahasa
Bayi memiliki kemampuan
berbahasa yang dapat berkembang dengan sangat cepat, sejak lahir bayi sudah
aktif memproduksi bunyi, sekalipun bukan bahasa. Suara pertama yang diucapkan
bayi baru lahir adalah tangisan. Dan pada bulan-bulan pertama bayi juga banyak
mengeluarkan suara-suara sederhana. Perkembangan bahasa selama masa bayi, yaitu:
Pada
usia 4 minggu, berupa tangisan ketidaksenangan. Pada usia 12 minggu, mendengkur
pulas. Pada usia 20 minggu, bunyi vocal menyatakan ocehan pertama. Pada usia 6
bulan, ocehan lebih baik. Pada usia 12 bulan, ocehan meliputi nyanyian. Pada usia
18 bulan, mengucapkan kosakata 3 sd 50 kata. Pada usia 24 bulan, mengucapkan
kosakata antara 50 sd 300 kata.
3.
Perkembangan
Psikososial
Berhubungan dengan
perubahan perasaan atau emosi dan kepribadiaan serta perubahan dalam bagaimana
individu berhubungan dengan orang lain. Beberapa hal yang berhubungan dengan
perkembangan psikososial diantaranya:
a. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi bayi
berawal dari awal kelahiran 0-1 bulan berupa ekspresi emosi berupa senyuman sosial.
Pada usia 3 bulan berupa senyum kesenangan. Pada usia 3-4 bulan, kehati-hatian.
Pada usia 4 bulan, keheranan. Pada usia 4-7 bulan, kegembiraan dan kemarahan.
Pada usia 5-9 bulan, ketakutan. Dan pada
usia 18 bulan, ekspresi malu.
b. Perkembangan temperamen
Merupakan aktivitas
fisik dan emosional serta merespons. Dan konsistensi tempramen ini ditentukan
oleh faktor keturunan, kematangan, dan pengalaman, serta pola pengasuhan orang
tua. Misal, anak 2 tahun digolongkan sebagai pemalu dan penakut, akan tetap
menjadi anak pemalu dan penakut pada usia 8 tahun
c. Perkembangan attachment
Tahap-tahap pembentukan
attachment adalah:
1) Tahap indiscriminate sociability
terjadi pada usia 0-2 bulan, yaitu bayi tidak membedakan antara orang-orang dan
merasa senang, atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan tidak dikenal.
2) Tahap attachment is the makin
terjadi pada usia 2-7 bulan, yaitu bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang
yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
3) Tahap Specific, clear-cut attachment
terjadi pada usia 7-24 bulan, bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu
atau pengasuh pertama lainnya.
4) Tahap goal-coordinated partenerships terjadi
pada usia 24-seterusnya, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dari ibu atau
pengasuh pertamanya.
d. Perkembangan rasa percaya
Bayi yang memiliki rasa
percaya dalam dirinya cenderung memiliki rasa aman dan percaya untuk
mengekplorasi lingkungan yang baru. Sebaliknya, bayi yang memiliki rasa tidak
percaya cenderung tidak memiliki harapan-harapan positif.
e. Perkembangan otonomi
Setelah
memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi menemukan bahwa prilaku
mereka adalah milik mereka sendiri.
Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau otonomi mereka.
BAB
IV
KESIMPULAN
Pada fase hidupnya bayi melalui proses perkembangan
baik secara fisik, secara kognitif, dan psikososial. Jika ditilik dari segi
fisik perkembangan bayi secara garis
besar dipengaruhi oleh kerja saraf sensorik dan motorik, melalui perkembangan
dari pendengaran bayi, penglihatan, pengecapan, ataupun tinggi dan berat badan
bayi. perkembangan bayi secara kognitif berkaitan dengan pengetahuan pemikiran
seorang bayi. Pandangan kontemporer mempercayai jika kemampuan memori bayi
telah mulai berkembang jauh lebih awal bahkan sebelum kelahiran. Perkembangan
bayi secara kognitif dapat di lihat dari perkembangan bahasa, persepsi bayi
terhadap objek dan sebagainya. Sedangkan perkembangan bayi secara psikososial
dapat di amati dan dipahami dari perasaan atau emosi, kepribadiaan serta
perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.
Jadi secara umum perkembangan pada masa bayi
meliputi perkembangan secara kuantitatif dan kualitatif. Dan pada proses
perkembangannya bayi membutuhkan perhatian khusus dari pengasuhnya, terutama
kedua orangtuanya. Karena pengasuh ataupun orangtua yang akan mempengaruhi
stimulasi awal terhadap perkembangan selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2008. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Rosda Karya
Hasan, Aliah B. Purwakania.2006. Psikologi
Perkembangan Islami. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
L, Zulkifli. 1986. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar