Jumat, 12 Juni 2015

kepemimpinan islam



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Dilingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seeorang yang memiliki kemampuan yang lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan (setelah melalui proses yang panjang). Sebagaimana tujuan Allah SWT. Menciptakan manusia sebagai pemimpin (khalifah), Firman Allah SWT. Dalam surah Al-Baqarah ayat 30:

øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."




2.      Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, pemakalah merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu :
-          Hal penting yang pertama-tama perlu diketahui adalah, apakah kepemimpinan itu?
-          Pengertian kepemimpinan?
-          Pengertian organisasi?
-          Fungsi kepemimpinan dalam organisasi?

3.      Tujuan
Tujuan fungsi kepemimpinan dalam organisasi yaitu berusaha meramalkan efektifitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model yang dikembangakan oleh Robert J. house, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai jalur-tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin memengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan organisasi.














BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan yaitu kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Atau bisa juga sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/ sukacita.
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok, yaitu :
Ø  Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut,
Ø  Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya,
Ø  Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

Oleh karena itu kepemimpinan pada hakikatnya adalah:
·         Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujan organisasi;
·         Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara  kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama;
·         Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan sesorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Didalam islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil. Pemakaian khalifah setelah rosulullah SAW. Wafat menyentuh juga maksud yang terkandung didalam perkataan “amir” (yang jamaknya umara) atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika merujuk kepeda firman Allah SWT. Dalam surah al- Baqarah (2) ayat 30 yang berbunyi :

øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( ÇÌÉÈ  
" ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS Al-Baqarah [2] : 30)



B.     Pengertian organisasi

v  Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. [1]
Berkaitan dengan adanya pengertian organisasi, dalam Al-qur’an dicontohkan beberapa surat yang berkaitan dengan organisasi, sebagaimana firman Allah SWT.

É$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#räè{ öNà2uõÏm (#rãÏÿR$$sù BN$t6èO Írr& (#rãÏÿR$# $YèÏJy_ ÇÐÊÈ  
71. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!

v  Definisi organisasi
·         Menurut Mc. Farland, organisasi didefinisikan sebagai berikut “ An organization is an identifiable group of  people contributing their efforts toward the attainment of goals”. Organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu tujuan.
·         Menurut Dimock,  organisasi didefinisikan sebagai berikut: “organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose.” Organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-bagian yang saling ketergantungan/ berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan. Koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.[2]




C.    Fungsi kepemimpinan dalam Organisasi

Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada diluar dan bukan didalam situasi itu. Atau bisa disebut fungsi kepemimpinan dalam Organisasi ialah memandu, menuntun, membimbing, membangun, member atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/ pengawasan uang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi social suatu kelompok/ organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yaitu:
ü  Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atu aktivitas pemimpin.
ü  Dimensi yang berkenaan dengan dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.

Secara operasioanal dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
a.       Fungsi instruksi.
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.


b.      Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahab pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan- keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
c.       Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikut sertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin  harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
d.      Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pimpinan yang
memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
e.       Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengaraha, koordinasi, dan pengawasan.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya berlangsung secara berikut:
§  Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
§  Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
§  Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat.
§  Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.
§  Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah ssesuai batas tanggung jawab masing-masing.
§  Pemimpin harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.
§  Pemimpin harus mandayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali. Pada prinsipnya seorang pemimpin harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya, sebagimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-isra’ [17] ayat 36:

Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.[3]
BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada diluar dan bukan didalam situasi itu. Atau bisa disebut fungsi kepemimpinana ialah memandu, menuntun, membimbing, membangun, member atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/ pengawasan uang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi social suatu kelompok/ organisasi.

Berdasarkan teori dan definisi di atas pemakalah mengambil suatu kesimpulan penggabungan teori yang di bahas  dan pemikiran pemakalah yaitu:
Ø  Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut,
Ø  Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya,
Ø  Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
Ø  Dan pada akhirnya fungsi kepepimpinan ini adalah untuk menjadikan suatu pekerjaan atau suatu organisasi itu dapat memaksimalkan kinerja,yaitu kinerja yang bersifat bekerjasama bukan bekerja sendiri-sendiri karena pada hakekat.ya bahwa suatu organisasi dan jabatannya itu untuk mewujudkan suatu kerjasama untuk mempermudah kerja masing-masing bidang sesuai fungsinya



2.      Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat dan persentasikan, pada nyatanya dalam makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami harap kritik dan saran yang konstruktif guna pembuatan makalah mendatang agar lebih baik lagi












Dafatar Pustaka

Handayaningrat, soewarno, 1981.pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen.Jakarta;CV HAJI MASAGUNG

Kartono, Kartini,2009.pemimpin dan kepemimpinan.Jakarta;PT RajaGrafindo Persada

Riva’I, veitzal, dan Mulyadi, Deddy.2009.kepemimpinan dan prilaku Organisasi.Jakarta;PT RajaGrafindo Persada
Dydiet Hardjto. 1997. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganiasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Hersey Paul & Kenneth H. Blanchard. 1990. Manajemen perilaku Organisasi Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga.
J. Winardi. 2006. Teori Organisasi Dan Pengorganisasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Melcher J. Arlyn. 1995. Struktur Dan Proses Organisasi (Jilid 2). Jakarta : PT Rineka Cipta.
W.F.G. Mastenbroek. 1986. Penanganan Konflik Dan Pertumbuhan Organiasasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.



[1] Handayaningrat, soewarno, 1981.pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen.Jakarta;CV HAJI MASAGUNG
Kartono, Kartini,2009.pemimpin dan kepemimpinan.Jakarta;PT RajaGrafindo Persada
Riva’I, veitzal, dan Mulyadi, Deddy.2009.kepemimpinan dan prilaku Organisasi.Jakarta;PT RajaGrafindo Persada

[2] Dydiet Hardjto. 1997. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganiasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Hersey Paul & Kenneth H. Blanchard. 1990. Manajemen perilaku Organisasi Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

[3] J. Winardi. 2006. Teori Organisasi Dan Pengorganisasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Melcher J. Arlyn. 1995. Struktur Dan Proses Organisasi (Jilid 2). Jakarta : PT Rineka Cipta.
W.F.G. Mastenbroek. 1986. Penanganan Konflik Dan Pertumbuhan Organiasasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indones

Tidak ada komentar:

Posting Komentar