BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebenarnya
sejak dahulu kala orang mengetahui bahwa kebanyakan anak mirip dengan orang
tuanya, baik wajahnya, tingkah lakunya maupun kesukaannya. Orang Belanda
mengenal pepatah yang sangat terkenal “De Appel valt niet ver van de boom”
(artinya : buah apel jatuh, tidak jauh dari pohonnya). Orang yang berbahasa
Inggris pun mengenal pepatah semacam itu, yaitu “Like father like son”. Bangsa
kita pun tidak ketinggalan dengan pepatah serupa yang berbunyi “Air cucuran
jatuh ke pelimbahan juga”.
Namun
demikian kita masih sering mendengar ucapan atau anggapan keliru, seolah-olah
sifat seseorang itu ada hubungannya dengan keturunan. Misalnya seorang ayah
yang pekerjaannya sehari-hari menempa besi sehingga lengannya berotot kuat
tentu akan mempunyai anak laki-laki yang berotot kuat pula seperti ayahnya. Dan
masih banyak contoh lainnya.
Genetika
tergolong dalam ilmu hayat yang mempelajari turun temurunnya sifat-sifat induk
kepada keturunannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-masalah
yang akan dibahas pada makalah ini. Masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Apakah yang di maksud dengan meosis dan
siklus hidup seksual ?
b. Jelaskan ide tentang gen dan hukum
Mendel !
c. Jelaskan dasar kromosom penurunan sifat
!
d. Jelaskan dasar molekuler penurunan sifat
!
e. Jelaskan model mikroba !
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang meosis dan
siklus hidup seksual
b. Untuk mengetahui ide tentang gen dan
hukum mendel
c. Untuk mengetahui dasar penurunan sifat
d. Untuk mengetahui model mikroba
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Meiosis dan Siklus Hidup Seksual
Mengenal
Hereditas
a. Keturunan mendapatkan gen dari orangtua
melalui pewarisan kromosom.
Genetika
adalah kajian mengenai hereditas dan variasi berdasarkan gen. Gen adalah
segmen-segmen DNA. Setiap gen di dalam DNA suatu organisme memiliki lokus
tersendiri pada suatu kromosom.
Penurunan
sifat-sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi persis dari DNA,
dan menghasilkan salinan-salinan gn yang dapat diteruskan dari orangtua ke
keturunannya. Pada hewan dan tumbuhan, pengiriman gen dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya ini dilakukan oleh sperma dan ovum (telur yang belum
dibuahi). Setelah sel sperma bersatu dengn ovum (sel telur tunggal) maka gen
dari kedua orangtuanya hadir di dalam nukleus dari telur yang telah dibuahi
tersebut.
b. Sejenis menghasilkan sejenis, kurang
lebih: suatu perbandingan antara reproduksi aseksual dan seksual.
Pada
reproduksi aseksual, suatu orangtua menghasilkan keturunan dengan sifat genetik
yang identik lewat proses mitosis. Suatu individu yang bereproduksi secara
aseksual menghasilkan apa yang disebut sebagai klon (clone), kelompok dari
individu yang identik secara genetik. Dibandingkan dengan reproduksi aseksual,
reproduksi seksual biasanya mengkombinasi gen-gen yang berasal dari orangtua
yang berbeda untuk menghasilkan keturunan dengan sifat genetik yang
berbeda-beda. Keturunan hasil reproduksi seksual memiliki variasi genetik yang
berbeda dengan saudara kandung dan kedua orangtuanya.
Peranan
Meiosis dalam Siklus Hidup Seksual
a. Fertilisasi dan meiosis terjadi
berantian dalam siklus hidup seksual.
Sel
somatik menusia normal memiliki 46 kromosom, setengahnya berasal dari setiap orangtua.
Masing-masing dari ke-22 autosom maternal memiliki satu kromosom paternal yang
homolog. Pasangan ke-23 kromosom seks, menentukan apakah seseorang itu
perempuan (XX) atau laki-laki (XY). Set-set kromosom haploid (n)
tunggal di dalam ovum dan sperma akan bersatu selama proses fertilisasi
membentuk sebuah zigot bersel-tunggal diploid (2n), yang kemudian tumbuh
menjadi organisme multiseluler lewat proses mitosis. Sesudah mencapai
kematangan seksual, ovarium dan testes (gonad) membentuk gamet-gamet haploid
dengan melakukan proses meiosis. Siklus hidup seksual memiliki waktu meiosis
yang berbeda dengan waktu meiosis fertilisasi. Organisme multiseluler bisa saja
diploid (seperti pada hewan), atau haploid (seperti pada sebagian besar fungi),
atau bisa berganti-ganti antara haploid dan diploid (seperti pada tumbuhan).
b. Meiosis mengurangi jumlah kromosom dari
diploid menjadi haploid
Kedua
pembelahan sel pada meiosis, meiosis I dan maiosis II, menghasilkan empat sel
anak haploid, masing-masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom sel
induk. Meiosis dibedakan dari mitosis berdasarkan peristiwa pada meiosis I.
Pada profase I, kromosom homolog yang sudah direplikasi, setiap kromosom dengan
dua kromatid, mengalami sinapsis. Kromatid-kromatid bukan saudara akan
berpindah silang, saling bertukar segmen (tempat pindah silang tampak sebagai
kiasmata). Kromosom yang berpasangan (tetrad) barbaris pada pelat metafase, dan
pada anafase I kedua kromosom dari setiap pasangan homolog (bukan kromatid
saudara) akan bergerak ke kutub yang terpisah. Sel kemudian membelah diri,
dengan setengah dari kromosom-kromosomnya bergerak menuju setiap sel anak.
Meiosis II memisahkan kromatid saudara, menghasilkan empat sel anak yang
haploid.
Meiosis
I
Pemisahan
kromosom homolog
Meiosis
II
Pemisahan
kromatid saudara
Menbandingkan
Mitosis dan Meiosis
Ringkasan
|
||
Kejadian
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Replikasi DNA
|
Terjadi selama interfase sebelum pembelahan
nukleus dimulai.
|
Terjadi sekali, selama interfase
sebelum meiosis I dimulai.
|
Jumlah pembelahan
|
Satu, meliputi profase, metafase, anafase, dan
telofase.
|
Dua, masing-masing termasuk
profase, metafase, anafase, dan telofase.
|
Sinapsis kromosom
homolog
|
Tidak terjadi.
|
Sinapsis adalah keunikan meiosis:
selama profase I, kromosom homolog bergabung sepanjang tubuhnya, membentuk
tetrad (kelompok empat kromatid), sinapsis dihubungkan dengan pindah silang
antara kromatid bukan saudara.
|
Jumlah sel anak dan
komposisi genetik
|
Dua, masing-masing diploid (2n) dan secara
genetik identik dengan sel induk.
|
Empat, masing-masing haploid (n),
mengandung separuh dari jumlah kromosom sel induk, secara genetik tidak
identik dengan sel induk dan dengan satu sama lainnya.
|
Peran dalam tubuh hewan
|
Menjadikan organisme dewasa multiseluler
berkembang dari zigot, menghasilkan sel untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringan.
|
Menghasilkan gamet, mengurangi
jumlah kromosom sebanyak separuhnya dan memperkenalkan variabilitas genetik
diantara gamet.
|
Membandingkan
Mitosis dan Meiosis
Perbedaan
utama antara mitosis dan meiosis adalah jumlah kromosom dikurangi setengahnya
dalam meiosis namun tidak demikian halnya pada mitosis. Perbedaan ini
mengandung konsekuensi genetik yang sangat penting. Apabila mitosis
menghasilkan sel anak yang identik secara genetik dengan sel induk dan dengan
sel anak lainnya, maka sebaliknya meiosis menghasilkan sel yang berbeda secara
genetik dari sel induknya dari sel yang lain.
Perbandingan
tahap-tahap utama mitosis dan meiosis yaitu, meiosis melibatkan dua pembelahan
sel, tiga peristiwa penting yang merupakan ciri khas meiosis semuanya terjadi
selama pembelahan pertama, yaitu meiosis I:
1. Selama profase I meiosis, kromosom yang
telah diduplikasi berpasangan dengan homolognya, proses ini dinamakan sinapsis.
Keempat kromatid dari pasangan homolog yang berhubungan dekat dapat diamati
pada mikroskop cahaya sebagai tetrad. Yang juga terlihat di mikroskop cahaya
adalah daerah berbetuk X yang dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Daerah ini
memperlihatkan suatu persilangan antara kromatid-kromatid bukan saudara, yaitu
dua kromatid yang berasal dari dua kromosom yang terpisah tetapi homolog.
Kiasmata adalah manifestasi fisis dari penyusunan ulang genetik yang dinamakan
pindah silang (crossing over). Baik pembentukan sinapsis maupun kiasma
tidak terjadi selama mitosis.
2. Pada metafase I meiosis, pasangan
kromosom homolog, bukan kromosom individual, berjejer pada pelat metafase.
3. Pada anafase I meiosis, kromatid saudara
tidak terpisah, seperti yang terjadi pada mitosis. Sebaliknya, kedua kromatid
saudara dari masing-masing kromosom tetap melekat dan berpindah ke kutub sel
sama dari sel tersebut. Meiosis I memisahkan pasangan kromosom homolog, bukan
kromatid saudara dari kromosom individual.
Sumber
Variasi Genetik
a. Siklus hidup seksual menghasilkan
variasi genetik pada keturunan
Peristiwa
reproduksi seksual yang menghasilkan variasi genetik adalah pemilahan
independen dari kromosom-kromosom selama meiosis I, pindah silang antara
kromosom homolog selama profase maiosis I, dan fertilisasi random ovum-ovum
oleh sperma. Ketiga mekanisme ini mengubah susunan variasi gen yang dibawa oleh
setiap anggota suatu populasi.
b. Adaptasi evolusioner bergantung pada
variasi genetik populasi
Variasi
genetik diantara anggota-anggota suatu populasi adalah bahan baku yang
memungkinkan terjadinya evolusi lewat seleksi alamiah. Reproduksi seksual dan
mutasi adalah penyebab terjadinya variasi ini.
2.2 Mendel dan
Ide tentang Gen
Mendel
melakukan pendekatan eksperimental dan kuantitatif untuk genetika: sains
sebagai proses. Mendel melakukan eksperimen persilangan tanaman kacang ercis (Pisum
sativum). Berdasarkan eksperimen Mendel menyusun suatu rumusan tentang
hereditas. Mendel memilih untuk bekerja dengan kacang ercis karena memenuhi
beberapa syarat yang digunakan untuk eksperimen genetika. Contohnya, tanaman
kacang ercis mempunyai sejumlah ciri berbeda yang dapat dipelajari, mampu
mengadakan pembuahan sendiri, mempunyai struktur bunga yang membatasi kontak
secara kebetulan, keturunan yang dihasilkan dari pembuahan sendiri bersifat
fertil. Dan memiliki banyak varietas. Ahli genetika menggunakan istilah karakter
untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan, seperti warna bunga, yang
terdapat pada individu. Setiap varian dari suatu karakter, seperti warna bunga ungu dan putih pada bunga,
dinamakan sifat (trait).
Dalam
sebuah percobaan pengembangbiakan yang biasa dilakukan, Mendel biasanya akan
melakukan penyerbukan silang terhadap dua varietas ercis galur murni yang
kontras, contohnya tanaman berbunga ungu dan tanaman berbunga putih. Hibridisasi
adalah perkawinan atau penyilangan dua varietas. Penyilangan monohibrid
adalah persilangan yang melibatkan hanya satu sifat saja. Pertama kali Mendel
mempelajari pewarisan sifat pada bentuk biji. Induk galur murni ditandai
sebagai generasi P1 (parental
pertama) atau generasi tetua. Hasil persilangan (hibridisasi) antarparental
disebut hibrid dan diberi label generasi F1 (filial pertama).
Biji generasi F1 ditumbuhkan
dan akhirnya menjadi tanaman F1. Selanjutnya, tanaman
generasi F1 melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan biji
generasi F2. Generasi F2 biasanya diberi label F2 (filial
kedua atau hasil persilangan sesama generasi F1). Tanda “x”
melambangkan penyilangan genetik atau perkawinan.
a. Berdasarkan hukum segregasi, kedua alel
untuk suatu karakter dikemas ke dalam gamet yang terpisah.
Percobaan
Mendel yang menginterprestasikan mengenai pewarisan sifat warna bunga pada
tanaman kacang ercis. Setiap sifat pada tanaman kacang dikontrol dengan dua
alel. Alel merupakan varian dari gen tersebut. Alel dominan biasanya ditulis
dengan huruf besar (P). Sedangkan, alel yang bersifat resesif biasanya ditulis
dengan huruf kecil (p). Pada percobaan Mendel dijumpai dua sifat utama, yaitu sifat
dominan dan sifat resesif. Sifat dominan merupakan sifat yang menutupi
sifat yang lain, sedangkan sifat resesif merupakan sifat yang ditutup atau
dikalahkan oleh sifat dominan. Sifat resesif akan muncul ketika sifat dominan
tidak ada. Ada tujuh sifat yang dipelajari Mendel dalm eksperimennya. Ketujuh sifat tersebut muncul dalam bentuk
yang berlainan dan mudah dikenali, yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk biji : bulat atau keriput.
2. Warna kulit biji: hijau atau kuning.
3. Warna bunga: ungu atau putih.
4. Warna polong: hijau atau kuning.
5. Bentuk polong: mengerut atau mengembang.
6. Letak bunga: terminal atau aksial.
7. Tinggi tanaman: tinggi atau pendek.
Tanaman-tanaman
pada percobaan mendel menunjukkan kasus dominan penuh karena ciri yang tampak
pada keturunanyatidak ditemukan sifat antara (pertengahan). Berdasarkan hasil
percobaan tersebut, Mendel membuat suatu hipotesis, yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan dominan-resesif
antarfaktor penentu sifat(prinsip dominasi).
2. Faktor-faktor hereditas terpisah saat
pembentukan gamet dan setiap gamet hanya membawa satu salinan dari setiap
factor.
3. Penggabungan gamet terjadi secara acak.
Berdasarkan
hipotesis di atas, muncullah Hukum Mendel I yang dikenal dengan hukum
segregasi. Hukum segregasi menyatakan bahwa selama pembentukan gamet
terjadi proses segregasi atau pemisahan factor-faktor pembawa sifat secara
bebas. Akibatnya, setiap gamet hanya mengandung satu faktor untuk setiap sifat.
Berikut adalah contoh persilangan monohibrid dan segregasi. Percobaan Mendel
dengan persilangan monohibrid dan segregasi.
Parental TT (Tinggi) X tt (pendek)
Gen bersegregasi selama
meiosis meiosis
Gamet T T t t
Generasi F1 Tt X Tt tinggi tinggi
Meiosis meiosis ( 2 alel bersegregasi )
Gamet
T t T t
Generasi
F2 TT , Tt , Tt, tt
Rasio
3 Tinggi : 1
Pendek
Diagram Punnet merupakan suatu
metode untuk menggambarkan bentuk persilangan genetika. Diagram Punnet
berbentuk segi empat (papan catur). Contoh diagram punnet:
Generasi F1 Tt X Tt
Tt
Gamet
|
T
|
t
|
T
|
TT
|
Tt
|
T
|
Tt
|
tt
|
Perbandingan fenotipe generasi F2
= 3 tinggi : 1 pendek
Beberapa
perbendaharaan istilah genetika:
1.
Alel
dominan, yaitu alel yang terekspresikan pada individu heterozigot.
2.
Alel
resesif, yaitu alel yang tidak terekspresikan pada individu heterozigot.
3.
Homozigot
, yaitu setiap organisme memiliki sepasang alel identik untuk sebuah karakter.
Contohnya : PP.
4.
Heterozigot,
yaitu organisme yang mempunyai alel berbeda untuk sebuah gen. Contohnya : Pp.
5.
Fenotipe
, yaitu ciri penampakkan luar makhluk hidup, contohnya tanaman yang bergenotif
TT dan Tt mempunyai fenotipe tinggi,
sedangkan yang bergenotif tt mempunyai
fenotipe pendek. Selain tanaman
fenotif berlaku sifat yang lain, seperti
warna bunga, dan bentuk biji.
6.
Genotipe
, yaitu susunan alel atau gen yang mengendalikan penampakkan luar makhluk
hidup. Contohnya , genotipe untuk tinggi tanaman adalah TT,Tt,dan tt. Genotipe
TT disebut homozigot dominan, sedangkan genotipe tt disebut homozigit resesif,
dan genotipe Tt disebut heterozigot.
b. Testcross
Testcross
merupakan persilangan suatu individu yang genotipenya tidak diketahui dengan
individu bergenotipe homozigot resesif. Untuk menguji hipotesis tentang
segregasi alel bahwa F1 merupakan heterozigot, Mendel menyilangkan
generasi F1 dengan tanaman resesif homozigot (pendek). Dia
beralaskan bahwa setengah keturunan (F2) seharusnya tinggi dan
setengahnya pendek sehingga menghasilkan perbandingan fenotipe 1 : 1. Hasil tes
tersebut ternyata mendukung hokum segregasi Mendel. Berikut salah satu contoh
testcross.
Fenotipe dominan, X fenotipe resesif, genotipe tidak diketahui, genotipe
diketahui tt TT atau Tt
Jika TT X tt Tt X tt
Gamet T
t t t
t
Genotipe : Tt Genotipe Tt tt
Fenotipe : semua tinggi Rasio
fenotipe 1 tinggi : 1 pendek
Jadi , genotipe F1
adalah Tt.
c. Berdasarkan hukum pemilahan independen,
tiap-tiap pasangan alel akan memisah ke dalam gamet secara independen.
Mendel
melakukan pengujian dua hipotesis untuk segregasi dalam sebuah penyilangan
dihibrid.
a. Hipotesis: pemilahan dependen
Generasi P : YYRR X yyrr
Gamet YR x
yr
Generasi F1 YyRr
Ovum sperma
Generasi P2 YyRr X YyRr
Gamet
Persilangan Dihibrid
Persilangan
dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang
melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji
bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna
cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang
dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang
kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning
dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua
F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning
merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk
sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna
kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut
dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil
penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum
pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua
induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam
gamet-gantet secara bebas.
2.3 Dasar
Kromosom Penurunan Sifat
Penurunan
sifat mendellian memilliki dasar fisis perilaku kromosom selama siklus
kehidupan seksual.
Pada
tahun 1900-an para ahli genetika menunjukkan bahwa gerakan gerakan kromosom
dalam meiosis bertanggung jawab atas hukum mendel. Sebagai contoh, kromosom dan
jeduanya hadir dalam bentuk pasangan dalam sel diploid. Kromosom-kromosom
homolog berpisah dan alel-alel bersegregasi selama meiosis dan fertilisasi
memulihkan kembali kondisi berpasangan ini baik untuk kromosom maupun untuk
gen. Menurut teori tersebut, gen-gen”mendel” mempunyai lokus-lokus pada
kromosom dan kromosomlah yang mengalami segregasi.
Morgan
melacak gen pada sebuah kromosom khusus
Thomas
hunt morgan seorang ahli embriologi pada kolumbia university adalah orang
pertama yang menghubungkan suatu gen tertentu dengan kromosom khusus. Gen
terpaut seks adalah gen-gen yang berada pada kromosom seks. Bukti-bukti morgan
bahwa suatu gen tertentu berada kromosm seks semakin memperkuat teori kromosom
mengenai penurunan sifat.
Gen-gen
terpaut cenderung diwarisi bersama karena gen-gen tersebut berada pada kromosom
yang sama.
Jumlah
gen didalam suatu sel jauh lebih banyak daripada jumlah kromosom bahkan
kromosom memiliki ratusan bahkan ribuan gen. Gen gen yang berada dalam kromoson
yang sama cenderung diwarisi bersama.pada penyilangan genetik karena kromosom
tersebut diteruskan sebagai satu unit. Gen tersebut dinamakan gen terpaut.
Pemilahan
independent kromosom kromosom yang pndah silang menghasilkan rekombinan
rekombinan genetik. Meiosis dan fertilisasi acak menghasilkan variasi genetik.
Diantara keturunan organisme yang bereproduksi secara seksual. Istilah umum
untuk pembentukan keturunan dengan kombinasi baru sifat yang diwarisi dua induk
adalah rekombinasi genetik.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti
sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom
adalah KHAS bagi makhluk hidup. Gen adalah "substansi
hereditas" yang terletak di dalam kromosom.
Gen bersifat antara lain :
Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang
terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel.
Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya,
artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA.
LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Dikenal dua macam kromosom yaitu:
1.
Kromosom badan (Autosom).
2.
Kromosom kelamin/kromosom seks (Gonosom).
KROMOSOM-KROMOSOM
SEKS
Dasar
kromosom seks bervariasi pada setiap organisme
Seks
merupakan karakter fenotif warisan yang biasanya ditentukan oleh ada atau tidak
adanya kromosom-kromosom khusus;mekanisme tepatnya bervariasi pada setiap
spesies. Manusia dan mamalia lain,seperti lalat buah,memiliki sistem X-Y.Jantan
XY memberikan satu kromosom X atau satu kromosom Y pada sperma,yang
berkombinasi dengan satu ovum yang yang mengandung satu kromosom X dan betina
XX.Jenis kelamin keturunannya ditentukan pada saat konsepsi oleh apakah sperma tersebut membawa
X dan Y.
2.4 Dasar Molekuler Penurunan Sifat
A. DNA sebagai Materi Genetik
1. Usaha materi genetic mengarah pada DNA
a. Bukti bahwa DNA dapat mentransformasi
bakteri
Pada
mulanya Federick Griffith seorang petugas kesehatan asal Inggris sedang
mempelajari Streptococcus pneumonia pada mamalia. Griffith memiliki dua strain
(varietas) dari bakteri tersebut, satunya patogenik (menyebabkan penyakit) dan
yang lainnya tidak berbahaya. Ia menemukan bahwa ketika ia membunuh bakteri patogenik dengan
panas dan kemudian mencampurnya dengan bakteri hidup dari strain yang tidak
berbahaya, beberapa dari sel hidup tersebut berubah menjadi pantogenik. Graffith
menyebut fenomena ini dengan transformasi, sekarang didefinisikan sebagai
perubahan genotipe dan fenotipe yang disebabkan oleh asimilasi DNA eksternal oleh
suatu sel.
Penelitian
graffith ini menjadi titik awal bagi sebuah penelitian 14 tahun untuk mencari
identitas substansi petransformasi yang dilakukan oleh ahli bakteriologi
Amerika Oswald Avery. Pada tahun 1944 Avery dan coleganya Maclyn McCarty dan
Colin Macleod mengumumkan bahwa agen pentransformasi tersebut adalah DNA.
b.
Bukti
bahwa DNA virus dapat memprogram sel
Bukti
tambahan bahwa DNA merupakan materi genetik dating dari studi mengenai virus
yang menginfeksi bakteri. Virus –virus yang menginfeksi bakteri digunakan
secara luas sebagai alat penelitian dalam genetika molekuler. Percobaan yang dilakukan oleh
Alfred Hershey dan Martha Chase merupakan suatu percobaan yang menunjukkan
bahwa DNA merupakan bahan genetik. Mulanya, para ilmuwan menganggap bahwa suatu
pembawa sifat ke generasi berikutnya adalah protein. Namun, dengan adanya
percobaan yang dilakukan oleh Alfred Hershey dan Martha Chase ini membuktikan
hal berbeda. Percobaan yang dilakukan oleh Hershey dan Chase ini juga
menunjukkan bahwa DNA virus (dalam hal ini adalah virus Fag T2) dapat
memprogram suatu sel (bakteri).
Hershey dan Chase menggunakan virus Fag T2 dalam percobaannya dengan bahan uji lainnya adalah bakteri E. Coli. Digunakannya virus Fag T2 karena virus ini telah diketahui sebelumnya mengenai strukturnya dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Virus T2 ini juga merupakan virus yang menginfeksi bakteri E. Coli. Selain itu, virus ini bentuknya sederhana, yaitu terdiri atas cangkang protein yang berisi bahan genetik.
Hershey dan Chase menggunakan virus Fag T2 dalam percobaannya dengan bahan uji lainnya adalah bakteri E. Coli. Digunakannya virus Fag T2 karena virus ini telah diketahui sebelumnya mengenai strukturnya dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Virus T2 ini juga merupakan virus yang menginfeksi bakteri E. Coli. Selain itu, virus ini bentuknya sederhana, yaitu terdiri atas cangkang protein yang berisi bahan genetik.
Metodenya adalah virus yang
sama-sama dimasukkan kedalam suatu tabung reaksi atau alat uji dapat
menginfeksi bakteri E. Coli dan menjadikannya sebagai inang atau perantara bagi
pembiakan diri virus hingga tubuh virus dapat berlipat ganda dengan
mengeksploitasi bakteri.
Percobaan yang dilakukan
oleh Hershey dan Chase ini meliputi dua tahapan atau proses, yaitu tahap
pertama dengan unsur fosfor-32 radioaktif (isotop radioaktif) sebagai indikator
dan selanjutnya tahapan kedua yaitu dengan menggunakan belerang-35 radioaktif sebagai
indikator. Singkat kata, percobaan Hershey dan Chase ini juga ingin membuktikan
mengenai siapa yang bertanggungjawab atas pemrograman ulang tubuh inang untuk
memproduksi virus dalam jumlah besar.
Protein (bukan DNA)
mengandung unsur belerang dan unsure-unsur radioaktif yang digunakan dalam
percobaan ini hanya masuk kedalam protein dari faga tersebut. Pada DNA dapat
ditemukan unsur fosfor, dan unsur ini tidak ditemukan pada asam amino yang
merupakan komponen dasar protein.
Hasil percobaan menunjukkan
bahwa virus Fag T2 menyuntikkan bahan genetik berupa DNA kedalam tubuh inangnya
dengan selubung proteinnya tetap berada diluar. Selanjutnya, DNA yang merupakan
bahan genetik dari virus akan merusak kerja dari DNA bakteri E. Coli, sehingga
DNA virus dapat mengendalikan kerja tubuh bakteri. Pengalihan perintah kerja
oleh bahan genetik ini digunakan untuk memperbanyak jumlah DNA virus.
Para saintis dapat menemukan
(pada percobaan dengan isotop radioaktif belerang) bahwa yang masuk kedalam
tubuh inang hanyalah materi genetiknya (DNA) saja didasari pada pellet dan
supernatant larutan tadi. Sebagian besar radioaktivitasnya ditemukan didalam
supernatan yang mengandung partikel-partikel virus bukan bakteri.
Sebaliknya, pada percobaan
dengan isotop radioaktif fosfor ditemukan paling banyak radioaktif adalah
materi bakterial. Pada saat bakteri yang terinfeksi dilepasakan kembali kedalam
medium kultur, tetap saja infeksi oleh virus terus terjadi dan E. Coli
melepaskan Fag-fag yang mengandung sejumlah fosfor radioaktif.
Kesimpulannya, percobaan
yang dilakukan oleh Hershey dan Chase membuktikan bahwa DNA virus masuk kedalam
tubuh bakteri E. Coli, sedangkan sebagian besar protein virus tetap berada
diluar. Masuknya materi genetik kedalam tubuh bakteri akan menyebabkan terjadinya
kerusakan program genetik bakteri karena diambil alih oleh DNA virus. Hal ini
menyebabkan virus dapat dengan mudah memperbanyak diri selama didalam tubuh
bakteri. Percobaan Hershey dan Chase memberikan bukti kuat bahwa asam nukleat
(bukan protein) merupakan materi hereditas.
c.
Bukti
tambahan bahwa DNA adalah materi genetic sel
Bukti-bukti
tambahan tak langsung menunjukan bahwa DNA merupakan materi genetik
eukariota.Sebelum mengalami mitosis , sel eukariota dengan tepat menggandakan
kandungan DNA-nya, selama mitosis, DNA ini akan terdistribusi tepat sama kedua
sel anaknya.Bukti tambahan lain dari
Erwin Chargaff menganalisis komposisi
basa DNA dari sejumlah organisme yang berbeda.Ia melaporkan bahwa komposisi DNA
berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain.
2. Watson dan Crick menemukan heliks ganda
dengan cara membuat model-model yang sesuai dengan data sinar-X
Pada
saat sebagian besar ahli biologi yakin bahwa DNA merupakan materi genetic,
terjadi perlombaan untuk menentukan bagaimana struktur DNA dapat menjelaskan
peran DNA dalam penurunan sifat.Kerja sama antara Watson dan Crick membuat
model DNA mereka berdasarkan data yang didapat dari foto difraksi sinar-X milik
Franklin.Mereka menginterpretasikan pola bintik pada foto sinar-X tersebut menunjukan
bahwa bentuk DNA ini adalah heliks. Lebar dari heliks menunjukan bahwa heliks ini terdiri dari dua untai. Keberadaan
dua rantai tersebut menjelaskan istilah heliks ganda. Basa-basa nitrogen dari heliks ganda ini berpasangan dalam
kombinasi yang spesifik: adenine (A) dengan timin (T),dan guanine (G) dengan
sitosin (C). Tetapi model ini tidak sesuai dengan data sinar-X. Adenin dan
guanine adalah purin, sitosin dan timin
adalah anggota family basa nitrogen yang dikenal sebagai pirimidin ,yang
mempunyai satu cincin tunggal. Oleh karena itu purin kurang lebih dua kali
lebih besar dari pirimmidin. Pasangan purin-purin terlalu lebar sedangkan
pasangan pirimidin-pirimidin terlalu sempit untuk heliks ganda jalan keluarnya
adalah memasangkan 1 purin dengan 1 pirimidin.
B. REPLIKASI DAN PERBAIKAN DNA
Replikasi molekul DNA
dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal replikasi (origin of
replication).
- Bakteri yang mempunyai kromosom melingkar memiliki satu pangkal, yaitu satu bagian DNA yang mempunyai urutan nukleotida yang spesifik. Replikasi DNA kemudian berjalan dua arah sampai seluruh molekul tersalin.
- Berbeda dengan kromosom bakteri, setiap kromosom eukariotik mempunyai ratusan bahkan ribuan pangkal replikasi. Replikasi dimulai pada tempat-tempat spesofik di mana kedua untai DNA induk terpisah membentuk "gelembung" replikasi. Gelembung replikasi terentang secara lateral. Replikasi berjalan dua arah dari setiap pangkal. Disetiap ujung gelembung terdapat cabang replikasi (replikatio fork). Replikasi dimulai pada tempat-tempat spesofik dimana kedua untai DNA induk terpisah membentuk "gelembung" replikasi. Akhirnya gelembung replikasi menyatu dan sintesis untai DNA anak selesai .
C. Pemanjangan untai DNA
Pemanjangan DNA baru
dikatalisis oleh enzim- enzim DNA-polimerase. Saat nukleotida -nukleotida
berjejer dengan basa-basa komplementer sepanjang untai pola cetakan DNA,
nukleotida- nukleotida ini ditambahkan oleh DNA-polimerase satu per satu ke
ujung untai DNA yang baru tumbuh. DNA polimerase mengkatalisis untai DNA baru,
bekerja dalam arah 5' 3'.
Sintesis DNA pada cabang
replikasi menghasilkan leading strand yang kontinu, diskontinu dari lagging
strand. Fragmen-fragmen ini kemudian disambung oleh DNA ligase. Pada manusia
laju pemanjangan DNA baru dapat mencapai 50 nukleotida per detik. Sumber energi
yang menggerakkan polimerase nukleotida menjadi DNA baru adalah nukleosida
trifosfat. Ketika nukleosida trifosfat terjalin dengan tulang belakang
gula-fosfat dari untai DNA yang sedang terbentuk, senyawa ini kehilangan dua
fosfatnya dalam bentuk molekul pirofosfat.
DNA polimerasi
memanjangkan untai hanya dalam arah 5' 3'. Salah satu untai baru disebut
leading strand, yang dapat memanjang secara berkelanjutan dalam arah 5' 3'.
Sementara untai DNA baru lainnya yang disebut lagging strand harus tumbuh dalam
arah 3' 5' dengan penambahan segemen-segmen pendek yang diperpanjang oleh Dna
polimerase membentuk fragmen Okazaki yang tunmbuh dengan arah 5' 3'.
2.5
Model Mikroba: Genetika dari Virus dan Bakteri
Virus
Virus
merupakan partikel yang hanya dapat
berkembang biak dalam sel hidup.Virus tidak melakukan metabolisme dan dapat
dikristalkan.Virus memiliki struktur tubuh sederhana yang terdiri dari molekul
DNA atau RNA dengan selubung protein.
Virus
bereproduksi melalui dua cara,yaitu melalui siklus litik dan siklus lisogenik. Siklus
litik melewati tipe absorpsi, penetrasi, replikasi, sintesis, dan perakitan. Siklus
lisogenik melalui fase absorpsi, penetrasi, penggabungan, dan replikasi. Virus
pada umumnya merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit pada
tumbuhan, hewan, dan manusia. Dengan mengetahui sifat-sifat virus, manusia
dapat memanfaatkan virus untuk membuat vaksin yang mencegah penyakit.
Ciri-ciri
virus antara lain :
1.
Virus
berkembang biak dalam sel hidup.
2.
Virus
tidak membelah diri.
3.
Mempunyai
ukuran sangat kecil .
4.
Bentuknya
bervariasi.
5.
Terdiri
dari asam nukleat dan kapsid.
6.
Dapat
dikristalkan
a. Penemuan Virus pada Penyakit Tanaman
Adolf
Mayer (1883), seorang saintis Jerman mencari sebab penyakit mosaik pada tembakau.Penyakit
ini menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan menyebabkan daunnya
bercak-bercak, sehinga disebut mosaik.Mayer
menemukan bahwa penyakit ini
menular ketika ia menemukan bahwa ia dapat memindahkan penyakit tersebut dari
satu tanaman ke tanaman yang lain dengan cara menyemprotkan getah yang
diekstraksi dari daun tanaman yang sakit ke tanaman yang sehat. Mayer
menyimpulkan bahwa itu disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari
biasanya.Satu dasawarsa setelah itu hal ini diuji kembali oleh Dimitri
Ivanowsky yang berpegang teguh terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa bakteri
merupakan penyebab penyakit mosaik tembakau.
Kemungkinan
terakhir dibuang pada tahun 1897 ketika ahli botani Belanda Mertinus Beijerinck
menemuian bahwa agen infeksi yang ada di dalam getah yang telah disaring
tersebut dapat bereproduksi.Patogen tersebut bereproduksi hanya ketika berada di dalam inang yang
diinfeksinya. Kecurigaan Beijerinck bahwa partikel tersebut jauh lebih kecil
dari bakteri dibuktikan pada tahun 1935, ketika saintis Amerika Wendell Stanley
mengkristalkan partikel penginfeksi tersebut, yang sekarang dikenal sebagai
virus mosaic tembakau (TMT-tobacco mosaic virus).
b. Genom Virus di dalam Kapsid dan Selubung
Genom
(kumpulan gen) virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda,DNA untai-tunggal, RNA
untai-ganda, atau RNA untai-tunggal, tergantung dari tipe virusnya. Virus
terkecil hanya memiliki 4 gen, sedangkan yang terbesar memiliki beberapa ratus.
Kulit
protein yang menyelubungi genom virus disebut kapsid. Kapsid terbentuk dari
banyak subunit protein yang disebut kapsomer. Adenovirus, yang menginfeksi
saluran pernapasan hewan memiliki 252 molekul protein yang identik yang
tersusun menjadi kapsid polihedral dengan 20 fase segitiga suatu ikosahedron.
c. Reproduksi Virus Didalam Sel Inangnya
Virus
merupakan parasit intraseluler obligat. Virus tidak memiliki enzim untuk
melakukan metabolisme dan tidak memiliki ribosom atau peralatan lainnya untuk
membuat proteinnya sendiri.
Jenis-jenis
inang yang dapat diinfeksi dan diparasiti oleh virus disebut kisaran inang. Virus
mengidentifikasi sel inangnya dengan menggunakan kesesuaian “lock-and-key” atau
lubang dan kunci antara protein di bagian luar virus dengan molekul-molekul
reseptor spesifik pada permukaan sel.
Virus
merupakan parasit intraseluler obligat
yang menggunakan peralatan dari sel inangnya untuk bereproduksi. Dlam siklus
virus yang paling sederhana, parasitnya adalah virus DNA dengan kapsid yang
terdiri dari satu jenis protein. Setelah memasuki sel, DNA virus menggunakan
nukleotida dan enzim inangnya untuk mereplikasi dirinya sendiri. Ia menggunakan
materi inang dan peralatan lainnya untuk memproduksi protein kapsidnya. DNA
virus dan protein kapsid kemudian tersusun membentuk partikel virus baru yang
meninggalkan sel tersebut.
Kebanyakan
virus DNA menggunakan DNA polimerase dari sel inang untuk mensintesis
genom-genom baru yang cetakannya berasal dari DNA virus. Sedangkan virus RNA menggunakan plimerase khusus uang
dikode oleh virus, yaitu polimerase yang menggunakan RNA sebagai cetakan.
d. Faga Bereproduksi dengan Siklus Litik atau Siklus
Lisogenik
Faga adalah
jenis virus yang paling dipahami dibandingkan dengan semua jenis virus lainnya.
Siklus
Litik
Siklus
reproduktif virus yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang disebut
siklus litik. Istilah tersebut mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu
saat bakteri lisis dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel. Masing-masing
faga ini dapat menginfeksi sel yang masih sehat, dan beberapa siklus litik yang
berturut-turut dapat menghancurkan seluruh koloni bakteri hanya dalam hitungan
jam. Virus yang hanya dapt bereproduksi dengan siklus litik disebut virus
virulen.
Siklus
Lisogenik
Siklus
lisogenik mereplikasi genom virus tanpa menghancurkan inang. Virus yang dapat
menjalankan kedua cara bereproduksi di dalam suatu bakteri disebut virus
temperatInfeksi sel E.coli oleh λ ketika faga mengikatkan diri pada permukaan
sel dan menginjeksikan DNA nya. Dalam siklus lisogenik faga temperat memasukkan
genomnya ke dalam kromosom bakteri sebagai profaga, yang kemudian akan
diwariskan pada sel anak inang sampai genom tersebut terstimulasi untuk
meninggalkan kromosom dan menginisiasi terjadinya siklus litik.
e. Virus Hewan
Siklus
Reproduktif Virus Hewan
Pada
siklus reproduktif suatu virus berselubung. Virus hewan dilengkapi dengan
membran luar, atau selubung virus, di luar kapsidnya. Selubung virus membantu
parasit memasuki sel inang. Membran ini biasanya berupa suatu bilayer lipid, seperti
membran seluler dengan glikoprotein yang menonjol dari lapisan permukaan luar. Tonjolan
itu mengikatkan diri pada molekul reseptor tertentu yang terletak di permukaan
sel inang. Selubung virus kemudian bergabung dengan membran plasma inang, mentranspor
kapsid dan genom virus ke dalam sel. Setelah itu genom virus dapat mereplikasi
dan mengarahkan sintesis protein-protein virus, termasuk glikoprotein untuk
selubung-selubung virus yang baru. RE sel inang membuat protei-protein membran
ini akan ditranspor ke membran plasma. Kemudian protein dikelompokan dalam
potongan-potongan yang berfungsi sebagai jalan keluar untuk progeni virus. Pada
saat keluar virus-virus itu membungkus diri dengan dengan membran plasma sel
inang. Virus yang sudah terselubung bebas menyebarkan infeksi ke sel-sel
lainnya.
f. Virus Tanaman
Virus
tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menghancurkan hasil panen. Sebagian
virus tanaman yang ditemukan merupakan virus RNA. Ada dua rute yang digunakan
untuk penyebaran suatu penyakit tanaman yang disebabkan virus. Pada rute
pertama ini disebut dengan transmisi horisontal, suatu tanaman terinfeksi oleh
virus yang berasal dari luar. Rute kedua yaitu transmisi vertikal, dimana
tanaman mewarisi infeksi virus dari induknya. Transmisi vertikal dapat terjadi
pada propagasi aseksual (misalnya stek) atau pada reproduksi seksual lewat
benih yang telah terinfeksi.
Begitu
suatu virus masuk ke dalam sel tanamandan mulai bereproduksi, partikel virus
dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman dengan melewati plasmodesmata, sambungan
sitoplasmik yang menembus dinding-dinding di antara sel-sel tanaman yang
berdampingan.
g. Viroid dan Prion
Walupun
virus sudah kecil,ada kelas patogen yanglebih kecil lagi, yaitu viroid. Viroid
ini adalah molekul-molekul kecil dari RNA sirkular telanjang yang menginfeksi
tanaman. Viroid hanya beberapa ratus nukleotida
panjangnya, tidak mengkode protein tapi dapat bereplikasi di dalam sel
tanaman inang.
Hal
penting yang dapat dipelajari dari viroid adalah bahwa sebuah molekul bisa
menjadi agen infeksi yang menyebarkan penyakit. Tetapi viroid merupakan asam
nukleat yang kemampuan bereplikasinya telah diketahui. Adanya protein infeksi
yang disebut prion.
h. Virus berkembang dari elemen genetik bergerak
Virus
yang terisolasi bersifat inert (inaktif) secara biologis, tidak dapat
mereplikasi gan-gennya atau meregenerasi pasokan ATP nya sendiri.
Sebagian
besar ahli biologi molekuler berpihak kepada hipotesis yang menyatakan bahwa
virus berasal dari fragmen asam nukleat seluler yang dapat berpindah dari satu
sel ke sel lain. Hasil observasi yang menunjukkan bahwa genom virus biasanya
memiliki lebih banyak persamaan dengan genom inangnya dibandingkan dengangenom
virus yang menginfeksi inang lain.
Bahan
yang paling berpotensi sebagai sumber genom virus adalah dua jenis elemen
genetik seluler, disebut plasnid. Plasmid adalah molekul DNA sirkular berukuran
kecil yang terpisah dari kromosom.
Bakteri
A.
Genetika Bakteri
Bakteri
adalah organisme prokariota uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop.
Ciri-ciri
bakteri
·
Dinding
sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan.
·
Sel
bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya.
·
Membran
sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipid
dan protein.
·
Sitoplasma
dikelilingi oleh membran sitoplasma,dan tersusun dari 80% air,asam
nukleat,protein,karbohidrat,lemak, dan ion anorganik,serta kromatofora.
·
Pada
kondisi yang tidak menguntungkan,bakteri dapat membentuk endospora.
·
Bakteri
ada yang bergerak dengan flagela dan ada
yang tidak.
a. Rentang generasi yang pendek dari
bakteri mempermudah adaptasi avolusioner terhadap lingkungan yang berubah
Komponen
utama genom bakteri adalah sebuah molekul DNA sirkular untai-ganda.Struktur ini
berbeda dengan kromosom eukariotik.
Sel
bakteri membelah diri dengan pembelahan biner,yang didahului oleh replikasi
kromosom bakteri.Dari satu titik awal replikasi,penggandaan DNA berlangsung
dalam dua arah disekeliling kromosom sirkular.
Bakteri
akan berproliferasi sangat cepat apabila lingkungannya cocok,baik di habitat
alami atau di kultur laboratorium.Misalnya,E.Coli yang tumbuh pada kondisi
optimal dapat membelah diri setiap 20 menit.
b. Rekombinasi genetik menghasilkan strain bakteri baru.
Bakteri
berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang datang dari dua
individu ke dalam satu sel.Pada eukariota ,proses seksual meiosis dan
fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot.Tetapi
jenis kelamin yang ada pada eukariota,tidak terdapat pada prokariota: Meiosis
dan fertilisasi tidak terjadi.Sebaliknya ada proses lain yang akan mengumpulkan
DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda.Proses-proses itu
adalh sebagai berikut.
-Transformasi
Merupakan
suatu genotipe sel bakteri dengan mengambil DNA asing telanjang dari lingkungan
sekitarnya. Misalnya bakteri Streptococcus pneumoniae dapat ditransformasi
menjadi sel-sel penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA telanjang dari
m,edium yang mengandung sel-sel strain patogenik yang mati.
-Transduksi
Pada
proses transfer DNA yang disebut transduksi,faga membawa gen bakteri dari satu
sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi,yaitu umum dan
khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga.
-Konjugasi
dan Plasmid
Konjugasi
merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang
berhubungan sementara. Transfer DNA adalah transfer satu arah :satu sel
mendonasi DNA dan “pasangannya” menerima gen. Donor DNA disebut “jantan” menggunakan alat yang disebut pili
seks untuk menempel pada resipien DNA yang disebut “betina”.
Karakteristik
umum plasmid.Plasmid adalah molekul DNA kecil,sirkular dan dapat bereplikasi
sendiri,yang terpisah dari kromosom bakteri.
-Transposon
Transposon
juga disebut elemen genetik yang dapat bertransposisi,adalah sepotong DNA yang
dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam genom
sel.Transposontidak pernah hadir sendirian. Contohnya,transposon adalah yang
membawa berbagai gen resistensi antibiotik ke dalam satu plasmid R dengan cara
memindahkan gen-gen tersebut ke lokasi terkait dari plasmid yang berbeda.
c. Pengontrolan ekspresi gen
Sel
mengontrol metabolisme dengan cara mengatur aktivitas enzim atau dengan
mengatur sintesis enzim melalui pengaktifan atau penginaktifan gen-gen. Pada
bakteri , gen-gen yang diregulasi secara
bersama-sama seringkali terkumpul dalam bentuk operon,dengan satu promoter yang
melayani beberapa gen yang saling berdekatan.Tempat operator pada DNA mengubah
operon tersebut ke keadaan on atau off.
Pada
operon yang represibel,pengikatan suatu protein represor pada operator
menghentikan transkripsi dengan cara mencegah penempelan RNA
polimerase.Represor tersebut diaktifkan dengan cara mengikat sebuah molekul
korepresor kecil,biasanya produk akhir dari jalur anabolik. Pada operon
indusible,suatu represor yang sifat dasarnya aktif diinaktifkan dengan
mengikatkan suatuinduser,sehingga meng-on-kan gen-gen operon.Enzim indusibel
biasanya berfungsi dalam jalur katabolik. Operon juga dapat mengalami kontrol
positif melalui suatu protein aktivator stimulator.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil
A.dkk. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga
Fried, George H dan George J Hademenos.
2005. Biologi Edisi II. Jakarta: Erlangga
Maryati,
Sri. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Priadi,
Arif. 2010. Biologi. Bandung: Yuuudhistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar